Mencoba jajanan tradisional seperti sawut, di benak Anda pasti merasa sudah lumrah. Tetapi beda dengan bentuk sawut yang satu ini. Unik, menggugah selera, dan begitu menggoda.
Dari sekian banyak menu makanan yang disajikan pada babak penyisihan festival makanan khas Jawa Timur 2009 beberapa waktu lalu. Ada satu menu yang menarik perhatian. Seperti yang ditemui EastJava Traveler, yakni menu jajanan khas Sawut Kabut Bromo.
Kata salah seorang petugas penjaga stan kuliner khas dari Kabupaten Probolinggo di acara tersebut. Sawut Kabut Bromo merupakan salah satu menu jajanan khas dari kawasan Pegunungan Bromo. “Yang mana biasanya masyarakat Tengger di Gunung Bromo, membuat jajanan sawut bila ada acara-acara tertentu. Dan saat itu kedatangan tamu dari luar daerah, maka sajian yang tepat adalah sawut ini,” tuturnya.
Bagaimana dengan rasa dan bentuk tampilannya sawut kabut Bromo, dengan sawut yang biasa ditemui dipasaran jajanan tradisional di beberapa kota besar di Jawa Timur. Kata beberapa masyarakat di Probolinggo, sawut kabut Bromo bahan dasar pembuatannya sama dengan sawut di daerah lainnya. Seperti ubi pohon pilihan dari pertanian desa setempat di kawasan Bromo.
Selanjutnya ubi pohon diparut memanjang, dan hasil parutannya direbus hingga berubah warna kecoklatan atau nampak mulai matang. Setelah itu rebusan parutan ubi pohon tersebut dibentuk sesuai keinginan atau selera. Ada yang berbentuk seperti gunung (kerucut), atau gumpalan-gumpalan kecil. Baru dilaburi dengan cairan gula jawa yang telah dicairkan lebih dulu. Biasanya pemberian gula jawa juga sesuai selera, terkait kemanisannya.
Setelah dilaburi cairan gula jawa dan terbentuk. Baru sawut ini diberi parutan kelapa muda di bagian luarnya. Pemberian parutan kelapa muda ini sengaja untuk memberikan kesan indah pada bentuknya.
Tak sampai di situ, guna menambah keindahan bentuk sawut kabut Bromo. Di bagian toping ditambahkan buah murbei yang bewarna hitam, mutiara merah, dan tidak lupa diberi irisan daun pandan. Biasanya pemberian toping seperti ini diperuntukkan bagi sawut yang dikemas pada pucuk lembaran terpisah-pisah.
Tentang penamaan kabut Bromo, diambil dari bentuk (toping) dan asal mendapatkannya. Sehingga demi kemudahan istilah masyarakat di Probolinggo memberikan nama Sawut Kabut Bromo.
Melihat bentuk dan namanya yang unik juga menggugah selera, tak pelak membuat pandangan undangan hadir pada acara festival makanan khas Jatim 2009 tertuju pada Sawut Kabut Bromo. Ada yang merasa ketagihan akan citarasanya begitu mencicipi, ada sebagian yang tertarik karena bentuknya.
Untuk menemukan jajanan khas ini dapat diperoleh di beberapa pasar tradisional di Probolinggo, dan beberapa tempat makanan khas daerah di kawasan Bromo.
naskah dan foto : wt atmojo