Kerenyahan bumbu rempahnya begitu menggiurkan selera. Apalagi disajikan lengkap dengan nasi panas dan sambal mangga, pedas dan asam.
Melakukan perjalanan ke Madura lewat Jembatan Suramadu, tak salah bila menjelajahi kuliner khas di kawasan ini. Salah satunya adalah Nasi Bebek Sinjay, di warung Jalan Raya Ketengan 45, Bangkalan, Madura. Kira-kira 13 kilometer dari Jembatan Suramadu dan lama perjalanan sekitar 1 jam.
Setiap hari pengunjung yang datang membludak bukan kepalang. Terlebih saat jam makan siang tiba. Mulai dari pegawai kantoran, wisatawan, masyarakat sekitar bercampur menjadi satu menikmati sajian khas bebek sinjay. Ada yang datang dari Surabaya, Gresik, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan masih banyak lagi lainnya. “Bebeknya gurih dan sambal mangganya dengan rasa asam dan pedas yang bikin ketagihan, terasa cocok disantap pas makan siang begini,” ujar Mardiyono, 35 tahun, salah seorang pegawai negeri di Bangkalan pada EastJavaTraveler.Com
Memang salah satu ciri khas nasi bebek sinjay adalah pada lalap dan sambal pencit (mangga muda) sebagai pelengkap. Perpaduan antara pedas dan asamnya mangga muda, serta gurihnya daging bebek, memberikan sensasi tersendiri. Hal ini tentunya berbeda dengan bentuk penyajian nasi bebek di beberapa tempat lain. Yakni nasi bebek disajikan dengan sambal kecap.
Dibukanya Jembatan Suramadu seolah menjadi berkah tersendiri bagi Musliha, 42 tahun, pemilik warung nasi Bebek Sinjay. Pembeli bebek sinjay yang datang cukup banyak. Dalam sehari warung nasi bebek sinjay, dapat menghabiskan minimal 500 ekor bebek atau 4000 porsi nasi. Jumlah itu terkadang bertambah saat musim libur tiba, atau saat akhir pekan.
Akibat kian banyaknya pembeli itulah warung makan itu pun merenovasi bangunannya. Dari yang serba terbatas menjadi lebih luas, ditambah bangku dan mejanya lebih banyak. Juga dilengkapi dengan tempat istirahat dan musholla.
(naskah: mridloi | foto: boby np/matanesia)