Rasa pedas, manis, asin, dan gurih bertemu jadi satu dalam suguhan mie, berhiaskan toping, dan sosis sapi, siap memanjakan lidah anda. Perpaduan ini tersedia dalam satu porsi Mie Nyonyor dengan level pedas sesuai pesanan yang anda inginkan. Mau level 0 alias tanpa cabai, sampai level 5, ada.
Menu yang ditawarkan Kedai Mie Nyonyor memang sesuai dengan nikmat pedasnya yang bikin bibir “nyonyor”. Dengan beberapa varian menu seperti Mie Nyonyor, Mie Mie Nyonyor Saus Bolognese, Ramen Nyonyor, Dan Nasi Goreng Nyonyor, anda tidak perlu khawatir salah pilih, sebab semuanya nikmat dan gurih.
Belum lagi, sambal yang digunakan memakai bahan asli cabai, tanpa campuran saus atau apapun. Sambal yang dipakai kedai satu ini agaknya yang paling beda, karena sebelumnya telah diolah menjadi bentuk pasta. “Cabainya sudah nggak ada bijinya, bentuknya pasta.” Jelas Muhammad Dewandaru Rachmadani, Owner Mie Nyonyor Cabang Sidoarjo, di Jalan Majapahit no 31 Ruko Gor.
Kenikmatan Mie Nyonyor diakui Dimas Hidayatullah (21), laki-laki yang sengaja mengajak tiga teman lainnya untuk menikmati Mie Nyonyor itu. “Mie-nya enak, rasa pedasnya nggak nyegrak (tertinggal di tenggorokan). Kalau kuliner pedas yang lain biasanya gitu,” tuturnya.
Dibenarkan Dani, pedas Mie Nyonyor hanya berasa di bibir. Buka pukul 10.00 sampai 21.30 WIB, kedai ini banyak kunjungi kalangan remaja. Harga yang dibandrol juga cukup murah, kisaran 5 rb sampai 26 rb saja.
Mie resep Fendra Aguprila Putra (26) ini sepertinya cocok untuk masyarakat Jawa Timur yang sebagian cinta masakan pedas. buktinya, selain di Sidoarjo, beberapa cabang Mie Nyonyor ide laki-laki asal Banyuwangi ini bisa ditemui di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Mojokerto, Lamongan, Banyuwangi, Madiun, Bali, dan Lampung.
Meskipun cabang asli ada di Banyuwangi, anda tidak perlu khawatir rasanya akan berbeda. Karena semua racikan seperti mie dan sambal yang dipakai adalah sama, yang dikirim dari tempat aslinya Banyuwangi.
naskah dan foto : pipit maulidiya