Manis, asam, pedas, dan sedikit wangi berpadu menjadi sebuah selera rasa yang khas. Begitu unik dan siap menggoda selera bagi siapapun yang mencicipinya.
Biasanya kita mengenal ketoprak, kupat tahu, atau tahu telur. Di Magetan ada sajian kuliner yang mirip dengan ketiganya. Dan, mengenai rasa cukup unik dan bikin ketagihan.
Menu tepo tahu, rasanya mirip seperti ketoprak atau tahu lontong. Sajian kuliner khas Magetan ini terdiri dari irisan tahu berbentuk dadu yang digoreng agak kering.
Untuk kemudian tahu gorengan itu dicampur dengan kuah yang unik. Terbuat dari campuran kacang tanah goreng, cabai, bawang putih, dan sedikit garam yang digoreng bersama daun jeruk, untuk kemudian digerus bersama air gula dan kecap secukupnya. Namun, pada tepo tahu tidak menggunakan petis sebagai bumbu utamanya, melainkan diganti dengan kecap manis.
Rasa manis dan asam begitu kental terasa di lidah saat kita mencicipi kuahnya. Tepo tahu, sekali merasakan dijamin bikin ketagihan, untuk terus memburu kekhasan dan keunikannya.
Setelah itu bisa ditambahkan kecambah pendek, daun seledri secukupnya. Tambahan daun seledri inilah yang kerap menggugah selera para penikmat tepo tahu.
Untuk tepo sebagai bahan utama dapat dibilang masih berkerabat dengan lontong pada umumnya. Tepo terbuat dari beras, lalu dibungkus dengan daun pisang berbentuk limas atau piramida. Setelah itu direbus berjam-jam hingga matang.
Khas Magetan
Tepo tahu, demikian masyarakat Kabupaten Magetan menyebutnya. Makanan ini begitu populer di kabupaten seluas 662,7 kilometer persegi itu. Bahkan penggemar makanan ini tak hanya diburu dari dalam Magetan saja, melainkan juga masyarakat dari daerah lain yang kebetulan singgah di kota itu.
Seperti yang dirasakan Sri Lestari, 35 tahun, warga asal Madiun ini mengaku kerap berburu tepo tahu tatkala dia dating ke Magetan. “Rasanya yang unik bikin saya ketagihan untuk membelinya lagi,” ujar ibu 2 anak ini pada EastJava Traveler.
Mencari penjual tepo tahu, paling mudah di pagi hari. Selain masih banyak penjualnya. Tepo tahu dapat dijumpai di lorong Pasar Sayur Jalan Mayjend Sungkono Sukowinangun, Panekan, di depan rumah sakit Jalan Jenderal Sudirman Tambran, dan di Jalan Pahlawan, Magetan.
Para penjual tepo tahu menjajakan dengan duduk di bangku kecil sambil sedikit bersimpuh di tanah, dan bakulnya pun dari kayu usang serba tradisional. Mbah Cikrak, 80 tahun, salah satu penjual tepo tahu asal Sukowinangun menuturkan, setiap hari dirinya berjualan di dalam Pasar Sayur, Sukowinangun, Magetan.
“Sudah 20 tahun lebih saya berjualan tepo tahu dan pembelinya pun dari berbagai kalangan,” pungkasnya.
naskah : m.ridlo’i | foto : wt atmojo
7 Comments
Mbah cikrak itu tetanggaku di magetan..ga nyangka bisa masuk internet juga..tapi emang tepo tahunya enak,top deh..
tepo tahu memang makanan khas kok , sueger klu di nikmati sehabis hujan ,,,, untuk magetan banyak mknan yang khas
Tepangaken mbah asli kulo deso mbanjeng kilen polres magetan- mangke kulo menawi ten magetan bade madosi tepo tahune jenengan.
ancene wong magetan tetap jaya,,, tepo tahu mbah Cikra mantap jaya,,, mbah q kangen karo tepo tahune jenengan ,,,, tapi jenengan kagungan putu wedok g,,,, heheheheh
Wah, setau saya tahu tepo itu khas kota ngawi.. Seperti tertulis di arsip kabupaten ngawi, maka dr itu tdk tertulis di arsip kabupaten magetan.. Bpk Palio yg pertama memperkenalkan,, makanan khas Magetan tu ayam panggang gandu,, itu baru terkenal dmana-mana.. Cm skedar info bagi yg belum tahu..
Kiki, matur nuwun informasinya.
ancen enuak tenan tepo tahu asam, manis, pedas dan beraroma terkenal tenan tepo tahu magetan, kpn bisa buka cabang di wonogiri