Makan ayam panggang bersama keluarga di tengah perkampungan bisa terwujud. Kampung ayam panggang Gandu, berjajar tempat makan yang siap manjakan kita bagai di rumah sendiri.
Bersentra di Desa Gandu, Karangrejo, 20 kilometer arah timur Kota Magetan, menyajikan hidangan ayam panggang yang dimasak dan diproses secara tradisional. Menu tersedia dengan sajian citarasa khas ala kampung dengan harga yang relatif terjangkau.
Rumah makan ayam panggang Bu Setu Jalan Cokroaminoto 165 misalnya. Merupakan satu di antara banyaknya penjual ayam panggang khas Desa Gandu. Di rumah makan yang buka mulai pukul 07.30 hingga 21.30 WIB itu, pembeli dapat menikmati ayam kampung panggang dengan variatif pilihan menu.
Pembeli dapat makan sambil lesehan di dalam rumah sang pemilik rumah makan. Seakan menikmati makan bersama keluarga di rumah sendiri. Belum lagi bagi pembeli yang makan di teras rumah, seakan terbuai dengan sepoi angin dari pohon bambu di sekitar rumah-rumah di kampung tersebut.
Keunikan lainnya adalah pembeli dapat melihat ayam-ayam kampung masih dalam kandangnya, serta proses proses pemotongan, hingga pemanggangannya dari kayu bakar di beberapa tungku yang ada di dapur belakang rumah. Semua serba tradisional didukung pesona aroma khas perkampungan sebuah pedesaan.
Untuk sajian menu rumah makan Bu Setu menyediakan dua pilihan, bumbu rujak pedas dan bumbu bawang gurih. Setiap satu porsi ayam panggang tersaji lengkap dengan sambal, urap-urapan dan lalapan.
Jualan Keliling
Menurut penuturan Yatini, 27 tahun, putri Bu Setu, usaha rumah makan ayam panggang itu bermula dari sang ibu. “Kala itu ibu saya berjuala ayam goreng keliling dari desa ke desa,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, perlahan upaya yang dilakukan sang ibu berbuah positif. Banyak pelanggan yang meminta untuk berganti menu jualan. “Menghadapi permintaan ini ibu saya beralih menjadi penjual ayam panggang,” kenang wanita asal Desa Gandu, Karanganyar, Magetan pada East Java Traveler.
Dari sinilah, tepatnya 10 tahun silam mulai direntasnya membuka peluang usaha baru, yakni ayam panggang khas Gandu. Dengan didukung suasana perkampungan yang masih serba tradisonal.
Mengenai bumbu yang digunakan untuk melaburi ayam panggang. Yatini hanya mengatakan tiada bumbu tertentu yang dipakai, hanya bumbu seperti biasanya dalam membuat ayam panggang.
Lantas untuk satu hari biasanya menghasilkan berapa potong ayam kampung? Untuk hari biasanya menghabiskan 250 ekor ayam. Jumlah itu berbeda di saat hari libur, yang biasanya bisa mencapai 400 ekor ayam.
Naskah : m.ridlo’i | foto:wt atmodjo
5 Comments
wow…..,unik sekali cara memasak ayam bakar yang sangat berbeda
gw tahu tu…
soalnya dari kota itu juga aku berasal….
Rasanya..mak nyos deh…….
masakan Jakarta kalah bgt…………………………….
wuahhh … itu kampung gue!
menuju Bu Setu pasti lewat rumah gue.
silahkan mampir ke rumah sebelum/sesudah menikmati ayam panggang…:D
itu kampung w…..ayam panggang bu setu emang mak yus…tiada duanya….
saya tinggal di sragen dan ingin membuka RM ayam panggang. saya juga ingin franchise ayam panggang ibu. kira2 bisa gak ? dan berapa biayanya,,,?