Jalan-jalan di Pamekasan, mendadak perut terasa lapar. Tenang, tak perlu bingung cari makanan enak di kota ini.
Tentu bicara Pamekasan Madura, memang tidak terpisahkan dari pertunjukan karapan sapi. Namun, bila perbincangan kita beralih tentang apa menu kuliner khas kabupaten seluas 792,3 kilometer persegi itu, terkadang tak banyak orang mengetahuinya.
Menu kuliner makanan khas Pamekasan jelas soto ayam dan nasi jejen. Sedangkan untuk yang dahaga sekaligus ingin tubuh terasa hangat, juga terdapat minuman khas Pamekasan, dengan sebutan wedang pokak.
Sayangnya, seolah dimakan jaman, sajian-sajian kuliner seperti ini sudah mulai dilupakan dan sulit ditemukan. Mungkin pula banyak para wisatawan dari luar Pamekasan yang penasaran, bahkan kangen dengan menu-menu itu. Soto ayam, nasi jejen, dan wedang pokak adalah citarasa khas sebuah daerah yang sangat sayang untuk tak diburu kenikmatannya.
Soto Ayam
Namanya lazim banyak orang yang tahu. Tetapi, soto ayam Pamekasan kunci kelezatannya berbeda dengan menu soto pada umumnya. Terlebih untuk rasa dan warna pada kuahnya.
Kuah soto ayam khas Pamekasan terasa sangat unik. Karena di dalamnya terdapat perpaduan rasa yang pedas, dan bumbu kaldu ayamnya yang sedikit terasa asin. Komposisi cabai merah yang cukup banyak ini sehingga membuat kuah pada soto ayam Pamekasan nampak merah. Warna dan rasa itulah yang memberi ciri khas pada soto ayam di kabupaten ini.
Seperti yang dikatakan Riano D. Permana, pemilik resto Reng-Oneng Surabaya pada EastJava Traveler. Menurutnya soto ayam Pamekasan kekhasannya memang terletak pada rasa, warna kuah, serta macam-macam isi dari soto itu sendiri.
Dalam penyajiannya, soto ayam Pamekasan dihidangkan bersama suwiran daging ayam kampung yang empuk. Ditambah dengan beberapa bulatan perkedel kentang goreng, irisan telur rebus, bakwan jagung, kecambah, serta bihun. Untuk menambah rasa segar pada menu kuliner ini perlu diberikan sedikit perasan jeruk nipis.
Mengenai kepastian kapan munculnya menu ini, Riano, pengusaha muda lulusan Universitas Airlangga Surabaya tidak dapat menjelaskan secara pasti kapan soto ayam Pamekasan ini muncul sebagai makanan khas di kabupaten itu.
Namun yang pasti, soto ayam Pamekasan sendiri telah mendapatkan hati di masyarakat di luar Madura. Terbukti, sudah banyak warung-warung yang membuka menu pilihan soto khas Pamekasan. Bukti ini mampu menghapus kesan bila dahulu kala di jaman penjajahan Belanda penikmat soto ayam Pamekasan hanyalah kalangan bangsawan saja. Dan, ternyata sajian khas kuliner ini tersaji untuk dinikmati dari segala kalangan, sejak kini hingga sampai nanti soto ayam Pamekasan tetap menjadi andalan, khususnya bagi Jawa Timur.
Nasi Jejen
Nasi jejen termasuk salah satu hidangan khas Madura yang berasal dari Pamekasan. Menu ini yang satu ini juga banyak dicari orang. Untuk yang sudah biasa mencicipinya pasti dibikin ketagihan untuk terus menikmatinya. Begitu pula bagi di antara kita yang masih awam, bersiaplah untuk dibuat penasaran mengenai bagaimana rasa makanan yang satu ini.
Dari segi penyajiannya, nasi jejen hampir sama dengan nasi campur Jawa. Seperti juga terdapat srundeng (parutan kelapa berbumbu), opor telur, dendeng ragi yang dibuat menarik dengan tekstur krispinya, daging osik-osik (daging yang dibumbu rendang), dan taburan bawang merah goring di atas nasinya. Alasnya pun sejak dulu hingga sekarang berasal dari daun pisang.
Memang terasa sederhana, namun yang membuat menu ini patut untuk dicoba adalah sambal khas berbahan petis asin yang selalu menemani menu ini. Petis asin yang diracik dengan bumbu dapur lainnya ini memang sengaja menjadi kekhasan khasanah kuliner di Pamekasan. Mengingat di kabupaten ini juga terdapat sentra penghasil petis, sehingga rasanya pun begitu terasa dengan aroma ikan laut. Selain rasa asin, pada petis ini juga terdapat rasa pedas yang juga dominan di dalamnya.
Mengapa disebut nasi jejen? Nama ini muncul karena jejen berasal dari bahasa Madura yang berarti jajan. Keterkaitannya, menu ini adalah menu yang diperuntukkan untuk orang yang suka jajan. Dalam perkembangannya, menu makanan ini kerap kali dibuat untuk acara-acara hajatan, sepeti perkawinan dan khitanan.
Wedang Pokak
Tak hanya nyaman di tenggorokan, minuman yang berbahan alami dari daun serei dan cengkih ini akan membuat badan terasa lebih hangat.
Wedang Pokak, penampilannya cukup sederhana. Mirip seduhan wedang jahe pada umumnya. Dari aromanya, kita akan langsung tertarik dengan dedaunan rempah alami yang terkandung di dalam minuman ini.
Warna air pada minuman identik cokelat cerah, yang berasal dari air seduhan gula batu. Sedangkan bau harum muncul dari aroma daun pandan. Rasa hangat dan pedas berasal dari campuran daun serei dan serutan kayu cengkih, yang diolah menjadi satu dalam air yang mendidih.
Manfaat racikan berbagai rempah inilah, yang membuat wedang pokak ini bisa dianggap ampuh berkhasiat menjaga kesehatan tubuh. Terutama bagi kita yang berada di cuaca dingin, atau bahkan bisa juga menikmati wedang ini setelah lelah berolah raga atau setelah lelah beraktivitas seharian. Karena menu kuliner minuman khas Pamekasan ini sangat cocok sebagai penambah stamina tubuh.
Naskah : andrian saputri | foto : wt atmojo
5 Comments
Aduuuuuhhh…. bikin lapaaaaarrrr. Salut EastJava Traveler. Sayang distribusi majalahnya nggak sampai Ngawi ya?
Lama tak ke Jawa Timur, datang-datang sudah ada web ini. Majalah juga sudah aku dapat dari relasi. Sukses semua, juga pemerintah provinsinya. Saluuuuut….
Halo Mbak, Mas. Kok lama gak ke Malang?
Mmmm…. kangen juga ya ma minumanku waktu kecil.
bener…. enak lho…
enak banget gan kayaknya ne,hehe