Semua orang sudah pada tahu kalau Gresik terkenal sebagai Kota Pudak. Hal ini ditengarai karena banyak terdapat sentra penghasil makanan pudak. Makanan ini terbuat dari tepung beras dan sudah dikenal masyarakat luas.
Pudak dalam proses pembuatannya, dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan berupa campuran dari tepung beras, gula pasir, gula jawa dan santen kelapa yang kemudian diaduk menjadi satu. Lalu campuran tersebut dituangkan pada cetakan kue pudak yang terbuat dari pelepah daun pisang atau biasa disebut Ope.
Adonan dalam ope kemudian dikukus selama 2 jam. Setelah itu baru diangin-anginkan pudak agar pudak lebih awet. Tidak hanya itu, proses ini juga untuk membuat citarasa pudak juga terasa gurih.
Proses pembuatan ope atau cetakan/kemasan kue pudak sendiri tidaklah mudah. Menurut Ibu Prasti, salah satu pembuat Pudak pada eastjavatraveler.com mengatakan, ada beberapa tahap yang agak ribet dalam membuat ope ini. Di mana pangkal pelepah daun pinang harus disamak terlebih dahulu agar kulit luar dan kulit dalam terpisahkan. Kulit dalam pelepah pinang inilah yang digunakan.
Langkah berikutnya adalah bersihkan pelepah dan potong-potong sesuai ukuran, lipat lalu jahit membentuk huruf L, namun tanpa sudut sehingga terbentuklah kemasan dengan ujung yang terbuka. Setelah di isi adonan, baru kemasan dikuncupkan terlebih dahulu dan diikat lalu dikukus. Penggunaan pelepah daun pinang dan proses pengukusan yang lama membuat kue pudak ini memiliki aroma tersendiri.
Untuk menjaga kesetiaan pelanggan dan agar tetap berjaya di jaman modern, para pembuat pudak mengedepankan kualitas dan memvariasi rasa dari kue pudak ini. Kini kue pudak dapat dinikmati dengan beberapa varian rasa antara lain pudak putih (gula pasir), pudak merah (gula jawa), pudak sagu, dan pudak pandan. Wangi pandan yang menggoda dan warna hijaunya dapat digantikan dengan daun suji dimana warna hijau yang dihasilkan daun suji lebih kuat.
Kue pudak mampu bertahan selam 4 hari. Konon, kue pudak dulunya dibuat sesuai kebutuhan warga Kota Gresik yang sering berpergian jauh yang saat itu masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai pedagang. Kini untuk mendapatkannya juga sangat mudah di berbagai kawasan kota ini banyak ditemui penjual oleh-oleh khas, salah satunya adalah pudak.
naskah | foto : delia