Hilir mudik pembeli seakan tak pernah berhenti, berjejer mengitari warung berwarna biru itu untuk mengantri. Menanti dengan sabar sampai si penjual bertanya “pesan apa?”. Begitulah kiranya gambaran suasana Warung Sego Tabokan, disalah satu sudut kota Sukodono, tepatnya di pinggir Jalan Raya Saimbang, Kecamatan Sidoarjo.
Sego Tabokan sendiri adalah makanan khas masyarakat Sukodono. Yang terdiri dari nasi hangat, dengan lauk tempe, lento (semacam perkedel), dan sambal khas, yaitu Sambal Tabokan (uleg-an cabai rawit, bawang putih, tempe, lento, dan kecap). Saat ditanya eastjavatraveler tentang asal-usul nama Tabokan, Nur Jannah, pemilik warung dengan senyum kecilnya berkata, “Tabokan, ya itu tempe sama lento, diuleg pakai kecap, dan cabai,” tuturnya sembari menghaluskan sambal Tabokan.
Meskipun tempatnya yang jauh dari keramaian kota metropolis, tak membuat warung yang berdiri puluhan tahun ini sepi pelanggan. Sebab, menu Sego Tabokan memang sudah jadi favorit masyarakat asli Sukodono dan sekitarnya.
Hal ini dibenarkan Bashori (66), pria asal Kebencangkring Sari, Sukodono ini tak pernah absen untuk menikmati Sego Tabokan dalam seminggu. “Nasi Tabokan sangat enak dimakan saat nasinya masih panas. Saya jarang-jarang aja ke warung langsung seperti ini, karena biasanya minta dibelikan anak-anak. Istri sedang tidak ada di rumah, gak ada yang masak. Yang bikin enak itu lento nya itu,” ujarnya dilanjut tertawa.
Sama dengan Bashori, Tasu’ah (42) bersama dengan suami dan kedua anaknya pun punya alasan yang sama, yaitu kecintaan mereka pada Sego Tabokan. “Hari ini sengaja untuk santai, nggak repot masak di rumah. Karena semua suka Sego Tabokan, ya sepakat untuk makan bersama disini. Sambalnya enak, apalagi makan pakai tangan, tambah nikmat,” terang perempuan asal Soro, Sukodono ini.
Selain nikmat, Sego Tabokan memang tergolong murah. Satu porsi Sego Tabokan hanya berharga 4.000 rupiah saja, apabila ingin mendapatkan tambahan Sayur Lodeh Tewel, anda cukup menambah 500 rupiah.
Warung Sego Tabokan milik Nur Jannah dan Darip, buka setiap hari dalam dua waktu. Pada pagi pukul 6.30 sampai 10.30 WIB, dan malam 18.00 sampai 23.30 WIB. Ini karena pelanggan yang datang selalu ramai. Tak heran, jika satu waktu saja Nur Jannah menghabiskan 25 kg beras atau setara dengan satu karung beras, maka bisa dipastikan satu hari, Warung Sego Tabokan ini menghabiskan dua karung beras sekaligus.
naskah dan foto : pipit maulidiya