Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Traveling»Kuliner»Lontong Balap Tak Kenal Bosan
    Kuliner

    Lontong Balap Tak Kenal Bosan

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman25 February 2009Updated:1 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Makanan yang satu ini sudah tidak asing lagi di lidah pecinta kuliner khas Kota Surabaya. Lontong balap, bak pusaka berharga, di mana pun dan sampai kapan pun selalu diburu kelezatannya.

    Bahkan kini di berbagai sudut Kota Surabaya banyak dijumpai lapak maupun gerobak dorong penjual lontong balap. Seperti yang didapati EastJava Traveler di sebelah Makro Surabaya, di depan bekas gedung bioskop Garuda Jalan Kranggan, kawasan Kertajaya gang XV, di Jalan Rajawali (tepatnya di seberang Bank Eksekutif), Jalan Kepanjen (Depan SMPN 2 Surabaya), dan masih banyak tempat penyedia lontong balap lainnya.

    Begitu populer lontong balap, tak pelak kini banyak restauran, warung, atau rumah makan di Kota Surabaya dan sekitarnya yang menyediakan lontong balap. Seperti salah satunya di kartika Pujasera.

    Di dalam sepiring lontong balap, terdiri dari berbagai campuran. Seperti lontong, kecambah, tahu goreng, lentho, kecap sebagai penyedap kuahnya hingga lontong balap terasa agak manis bila disantap, bawang goreng dan sambal. Lontong balap sendiri lebih didominasi oleh sayuran kecambah.

    Sajian Lontong Balap terasa kurang pas jika tidak dipadukan dengan sate kerang, yang dijadikan sajian pelengkap menu ini. Di setiap warung lontong balap pasti menyediakan sate kerang. Apabila tidak berselera menambah menu berprotein tinggi itu, boleh saja.

    Sate Kerang, dibuat dari kerang yang direbus kemudian disajikan menyerupai sate, tapi tanpa dibakar. Makin terasa nikmat jika ditambahkan dengan sambal kecap plus cabai rawit. Atau terkadang ada beberapa penjual lontong balap yang membuat sambal sate kerang dari campuran petis udang dengan cabai.

    Untuk Lentho dibuat dari kacang beras atau kedelai yang dicampur dengan tepung kemudian ditambah dengan kencur, bawang daun, jeruk purut dan garam secukupnya. Bentuknya bulat menyerupai pergedel.

    Dari berbagai bahan itulah, lontong balap siap dihidangkan untuk kita nikmati kelezatan rasanya. “Bermacam-macam bahannya dan kenikmatan rasa kuah yang bikin saya sampai ketagihan,” ujar Indah Fatmalasari, warga Kutisari, Surabaya, yang mengaku salah satu penggemar lontong balap.

    Lantas, mengapa diberi nama lontong balap? Konon, ceritanya pada tahun 50-an, banyak pedagang makanan ini di kawasan Wonokromo. Kala itu, Wonokromo adalah tempat favorit masyarakat Kota Surabaya.

    Para pedagang makanan ini seringkali berangkat menuju Wonokromo secara bersamaan. Tak jarang, saat mereka berangkat atau pulang bersamaan, mereka berlomba beradu cepat sambil membawa pikulannya masing-masing. Karena kegemaran pedagangnya untuk balapan itulah, makanan ini lantas disebut lontong balap.

    Berbagai Kalangan
    Sebagai salah satu makanan favorit di Kota Surabaya, tak salah bila lontong balap diburu banyak orang dari berbagai kalangan.

    Seperti yang diakui Ning Riamah, salah satu pedagang lontong balap yang ada di Jalan Kranggan, bekas tempat Bioskop Garuda. Dia menjelaskan dari pejabat sampai masyarakat biasa, dari yang muda sampai yang tua. Bahkan, ada yang sengaja datang dari luar kota Surabaya. “Bahkan terkadang banyak juga turis yang ingin mencoba lontong balap,” imbuhnya

    Warung lontong balap miliknya itu sebenarnya warisan orang tuanya yang telah berjualan lontong balap di tempat itu sejak tahun 1952. ”Sejak orang tua saya berjualan di sini, tempat ini sudah terkenal dengan lontong balapnya,” jelas Ning Riamah.

    Dalam sehari, ia bisa menjual 200 piring lontong balap. ”Kalau malam minggu, bisa lebih ramai lagi,” katanya mengaku. Untuk dua ratus piring lontong balap itu Ning Riamah menghabiskan sekitar 75 lontong. Warung buka jam 10 pagi dan tutup pada jam sembilan atau 10 malam.

    Sedangkan salah satu penjual lontong balap lainnya, yang akrab dikenal dengan sebutan Pak Gendut Kranggan mengatakan, penggemar lontong balap memang dari kelas bawah sampai kelas atas. Pemandangan ini dapat dilihat setelah jam kerja. “Kehadiran mereka mungkin karena makanan ini sudah ada sejak lama,” kata Pak Gendut.

    naskah : m.ridlo’i | foto : wt atmodjo

     

    east java east java culinary east java travel
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Jajanan Khas Lumajang yang Cocok untuk Oleh-oleh

    23 April 2023

    Ternyata Ada Banyak Ragam Olahan Tape khas Bondowoso

    21 April 2023

    Rekomendasi Tempat Berbuka Puasa di Kabupaten Lamongan

    16 April 2023

    1 Comment

    1. Nugie on 8 December 2013 12:54

      one of my favourite food!!! ^_^

    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.