Malang, merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang lengkap dengan destinasi wisata mulai yang sudah populer sejak puluhan tahun silam, hingga masa sekarang ini. Di kota ini pula tidak hanya kaya akan bangunan-bangunan cagar budaya, atau wisata baru. Kuliner khas dari kota ini pun termasuk di dalamnya.
Berkunjung ke Malang, memang belum lengkap jika tidak memburu makanan-makanan legendaris yang ada disana. Apa saja dan di mana saja mendapatkannya, berikut eastjavatraveler.com menyajikan 8 kuliner legendaris yang bisa Anda buru.
Puthu Lanang
Siapa sih yang tidak pernah mencicipi jajanan pasar satu ini. Puthu, jajanan berbahan tepung beras, ketan dan tapioka ini berwarna hijau dan putih dengan rasa legit. Lengkap dengan isian gula merah dan taburan parutan kelapa di atasnya semakin menambah kelezatan jajanan satu ini. Jajanan pasar yang biasa kita temui di pasar tradisional ini tentunya menjadi salah satu kudapan lezat untuk menemani santai sore. Pecinta kuliner yang sedang berkunjung ke Malang sepertinya wajib mencoba Puthu Lanang. Jajanan pasar yang sudah ada semenjak 1935 ini terkenal sekali di Malang, bahkan ada pembeli yang sudah menanti sebelum lapak Puthu Lanang buka. Puthu Lanang ini buka pukul 17.00 hingga 22.00 WIB di Jalan Jaksa Agung Suprapto Gang Buntu, Klojen Malang. Tidak hanya puthu yang dijual tetapi masih ada berbagai jenis jajanan pasar lain seperti lupis, cenil, klepon, bledus, tiwul dan gatot yang tentunya rasanya nikmat di lidah dan ramah di kantong.
Tahu Lontong Lonceng
Siapa yang tidak tertarik untuk mencicipi tahu lontong yang sudah ada sejak tahun 1935 ini? Seporsi tahu lontong ini berisi tahu yang digoreng dengan telur, kemudian ditambahkan tauge dan disirami bumbu kacang yang menggoyang lidah. Tahu yang digunakan adalah tahu produksi sendiri, dan bumbu kacangnyapun tetap mempertahankan cita rasanya semenjak pertama kali berdiri dahulu. Kedai kudapan yang terletak di Jalan Laksamana Martadinata 66 ini memang tidak terlalu besar tetapi suasana legendaris cukup terasa dari papan nama hingga perabotan yang ada di sana. Nama Lonceng sendiri berasal dari lokasi ketika tahu lontong ini pertama kali berjualan, yakni di dekat dengan Tugu Lonceng Malang. Harga yang ditawarkan dari setiap porsinya pun terhitung murah, hanya berkisar Rp 6000,00 hingga Rp 8000,00 saja. Kedai ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 22.00, kecuali hari Minggu buka mulai pukul 16.00 hingga 22.00. Tertarik mencicipi?
Soto Ayam Lombok
Ketika mendengar namanya, Anda pasti berpikiran rasa yang disajikan dari kuliner ini hanyalah soto dengan kuah yang pedas. Jangan salah, yang jelas Anda akan menemukan semangkuk soto dengan kuah gurih berwarna kuning keruh lengkap dengan potongan kentang rebus, tauge, telur ayam, daging ayam kampung, kubis dan taburan koya. Yang membedakan soto yang sudah berdiri semenjak tahun 1955 dengan soto-soto lainnya adalah penambahan potongan kentang rebus yang menambah kenikmatan ketika menyantap soto Lombok ini. Nama Lombok sendiri berasal dari lokasi pertama kali berdiri yakni di Jalan Lombok no 1 Malang. Rumah makan ini sudah buka semenjak pukul 06.00 hingga 01.00 WIB, sangat pas untuk menu sarapan, makan siang ataupun makan malam.
Es Tawon Kidul Dalem
Awalnya aneh sekali mendengar namanya, bingung membayangkan rasanya. Ternyata Es Tawon adalah kedai es campur yang berdiri sejak 1955, nama “Tawon” sendiri berasal dari kerumunan lebah (yang dalam bahasa Jawa disebut tawon) yang mengerumuni toples sirup gula. Saat ini sudah tidak ada lagi tawon-tawon yang beterbangan di sekitar toples gula, akan tetapi jangan ragukan soal rasa es campur dan es kacang hijaunya, tetap sama seperti pertama berjualan dahulu. Rasa nikmat yang dihasilkan dari racikan sirup gula asli beraroma frambozen tanpa pemanis buatan, kacang hijau, cincau, dawet, blewah, dan tape singkong benar-benar menyegarkan di siang hari. Silakan kunjungi langsung kedai Es Tawon Kidul Dalem ini di Jalan KH. Zainul Arifin Gang Taqwa, Kidul Dalem Malang, tidak jauh dari Alun-alun Malang. Kedai Es Tawon ini buka setiap hari mulai pukul 07.30 hingga 15.00, pengunjung bergantian datang sehingga kedai ini tak pernah sepi.
Sate Bunul H. Paino
Pecinta kuliner sate tentu tidak akan melewatkan Sate Bunul, sate yang mulai berdiri sejak tahun 1973 ini tidak pernah sepi pembeli terutama ketika jam makan dan weekend. Nama Bunul sendiri berasal dari lokasi tempatnya berjualan yakni di daerah Bunul tepatnya Jalan Hamid Rusdi Timur IV/315 Malang. Sate dan gulai kambing menjadi primadona bagi para pengunjung di rumah makan ini. Sate yang disajikan berdaging sangat empuk dan bau kambingnya sudah tidak tercium sehingga semakin nikmatlah menyantap seporsi sate ini. Tidak sulit untuk mencari lokasi rumah makan ini, berada di sebelah timur Pasar Bunul dan ditandai dengan asap dan aroma sate yang dibakar di atas arang. Buka mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB dan tidak hanya menyediakan sate dan gulai, tetapi ada juga krengsengan, tongseng dan sop iga yang tak kalah nikmatnya.
Pecel Kawi
Rumah makan yang berdiri semenjak 1975 ini sudah terkenal sebagai salah satu kuliner legendaris di kota Malang. Nama Kawi sendiri berasal dari lokasinya sendiri di Jalan Kawi Atas nomor 43B/46 Malang. Semakin diperjelas dengan papan nama bertuliskan “Rumah Makan Tradisional Indonesia” ditambah dengan lokasi rumah makan yang strategis tentu saja semakin membuat rumah makan ini menjadi jujukan pengunjung yang mencari pengganjal perut. Yang menjadi istimewanya menu pecel di sini adalah citarasa dari siraman kuah kacang yang masih dijaga rasa dan kualitasnya secara turun temurun. Rumah makan yang buka mulai pukul 05.30 hingga 18.00 WIB ini menyajikan pecel sebagai menu utama, tetapi bukan berarti hanya ada pecel semata. Rumah makan yang satu ini juga menyediakan aneka menu seperti Nasi Bali Telor, Nasi Bali Daging, Nasi Rawon, Nasi Lodeh, Nasi Campur, dan lain-lain.
Bakso President
Mencicipi semangkuk bakso jelas menjadi pengalaman biasa, cobalah sensasi makan bakso President yang berlokasi di Jalan S.P Sudarmo No. 55, Malang ini. Bakso daging yang rasanya sangat nikmat ini memiliki banyak varian, ada yang digoreng, dibakar dan disajikan dengan kuah yang gurih. Bakso yang sudah ada sejak tahun 1977 ini kelezatannya sudah terkenal berkat word of mouth. Nama President di belakang bakso ini memang sengaja diambil dari nama Bioskop President yang berada di depan rumah makan ini kala itu. Lokasi yang langsung berhadapan dengan rel kereta api tentu saja membawa pengalaman berbeda ketika sedang menyantap semangkuk bakso. Rumah makan ini buka mulai pukul 08.00 hingga 21.30 WIB dan biasanya dipadati pengunjung ketika jam makan. Tidak hanya bakso kuah saja yang dijual di sini ada juga bakso bakar, gorengan dan siomay yang nikmatnya membuat ingin terus mencoba lagi.
Wedang Ronde Titoni 1948
Tidak ada salahnya mencicipi Wedang Ronde Titoni yang legendaris, berjualan sejak tahun 1948 ini buka mulai pukul 17.00 hingga 23.30 WIB. Nama Titoni sendiri berasal dari nama lokasi ketika pertama kali berjualan menetap sekitar tahun 1970-an yaitu berada di pelataran toko jam tangan Titoni. Hingga kemudian pada tahun 1988, lokasi Ronde Titoni dipindahkan ke Jalan Zainal Arifin. Lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan Alun-alun Malang tentunya menjadi nilai tambah tersendiri. Pengunjung tidak akan melewatkan kehangatan semangkuk wedang ronde yang kontras dengan hawa Malang.
naskah|foto : denty puspita meilani