Mengisi waktu luang terlebih saat akhir pekan dengan bersepeda seakan menjadi pilihan yang tepat. Bahkan peminatnya pun kian meledak bukan kepalang.
Terbukti saat akhir pekan tiba, hampir di beberapa ruas kota banyak dijumpai orang bersepeda. Pemandangan ini, berbalik dari fenomena beberapa tahun silam. Yakni banyak orang yang memilih bersepeda di pegunungan. Inilah yang membuat bersepeda dapat dibilang sarana tepat bersantai bersama keluarga dan kerabat.
Bukti lain jika bersepeda makin mewabah, adalah dengan banyaknya komunitas bersepeda di beberapa kota besar. Di Surabaya misalnya, puluhan komunitas kerap berkumpul menjelang akhir pecan untuk membuat rencana tempat-tempat yang akan dijelajah.
Seperti yang dikatakan Rudy Santoso, Ketua FREE sebuah komunitas bersepeda yang ada di CitraLand Surabaya, dirinya bersama kawan-kawan dikomunitasnya rutin bersepeda pada Selasa dan Kamis. Dan, di saat itulah mereka meluangkan waktu untuk membahas tempat yang akan dijelajahi dengan bersepeda saat akhir pekan.
“Tidak tanggung-tanggung, kami jika sudah bersepeda. Seperti akhir pekan ini saja, kami akan berangkat ke Gunung Bromo. Selain itu, kami juga sering bersepeda luar kota,” ujar suami dari Victoria Surjani Hadi ini.
Bersepeda bagi Rudy, begitu biasa ia disapa, adalah tak sekedar hobi melainkan sudah sebagai sarana tepat untuk mengisi waktu luang bersama kerabat. “Disamping itu saat bersepeda kita dapat merasakan betapa nyamannya berpadu dengan alam kita,” imbuhnya.
Memang bagi sebagian besar orang yang gemar bersepada selain alasan kesenangan, juga ada alasan kesehatan dari bersepeda. Selain itu pula mereka juga akan menemukan teman dan orang-orang baru yang juga suka bersepeda. Jadi menurut mereka hobi bersepeda pun sangat menguntungkan. “Dapat sehatnya, dapat senangnya,” ujar Roy, salah seorang penggemar bersepeda dari komunitas lain.
Senada dengan Roy, Kokoh, PNS berusia 26 tahun ini yang sudah aktif bersepeda selama kurang lebih tiga tahun menjelaskan, karena suka olahraga makanya ia memilih bersepeda. “Sangat menyenangkan. Sehat iya, juga banyak dapat temen. Dari banyak temen bisa saling tukar informasi. Ngadain bersepeda bersama” tukasnya.
Di Surabaya sendiri dapat dijumpai beberapa komunitas bersepeda. Diantaranya FREE, ISIS, Dalas, Team Gaul, dan masih banyak lainnya. Komunitas ISIS adalah komunitas bersepeda yang baru berusia kurang lebih lima tahun dengan rata-rata umur anggotanya 20-60 tahun. Sementara Team Gaul baru saja terbentuk sekitar empat bulan lalu. Yang paling lama adalah komunitas Dalas yang sudah ada sejak tahun 80an. Tak jarang dari setiap komunitas membuat komunitas gabungan untuk bersepeda keluar Kota Surabaya.
Mendongkrak Bisnis
Sementara itu, semakin banyak orang yang mencanangkan hidup sehat dengan bersepeda, ternyata hal ini berdampak juga terhadap bagi sisi penjualan sepeda. Baik itu sepeda volding (sepeda lipat) ataupun jenis MTB (sepeda gunung). Seperti Rodalink yang sekurangnya membuka 10 gerai dalam satu tahun. Dengan omzet pertahun sekitar Rp 2 Milyar.
“Setiap tahun ada peningkatan jumlah pembelian sepeda, sehari saja bisa tiga sampai empat unit sepeda terjual” ungkap Yudi, Store Manager Rodalink di kawasan Mulyosari.
Rata-rata mereka yang suka bersepeda lebih menyukai sepeda jenis MTB atau sepeda gunung, karena merasa sepeda ini sudah mempunyai komponen yang mencukupi.
“Kadang ada juga konsumen yang sudah beli sepeda jenis MTB, lantas di Upgrade. Ada yang menganti ban yang lebih kecil adan juga yang ganti gear nya. Karena Rodalink ini juga ada bengkel sepeda yang menjadi salah satu fasilitas nya. Untuk kisaran harga ya sekitar Rp 1,3 juta sampai 5 juta,” tutur Yudi.
Berminat dengan bersepeda? Dengan bersepeda kita telah mengurangi emisi gas yang akan mengurangi global warming dan juga mendapatkan tubuh yang sehat dengan cara yang menyenangkan.
laurensia v | foto : wt atmojo