Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»News»Teater Tionghoa Kolaborasi Singapura-Malang
    News

    Teater Tionghoa Kolaborasi Singapura-Malang

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman24 September 2012Updated:2 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Merefleksikan perjalanan sebuah bangsa tentunya tak harus lewat buku atau film. Seperti yang disajikan oleh kolaborasi pemuda Indonesia dan Singapura dalam teater monolog berjudul “Kongkalikong” di Klenteng Eng An Kiong, Malang, Sabtu (22/9) malam.

    Monolog yang berdurasi sekitar satu jam ini menceritakan sejarah fiksi perjalanan tiga generasi keluarga Tionghoa di Jawa. Suguhan teaterikal terasa serasi didukung oleh latar pemandangan Klenteng khas Tionghoa. Musik khas Tionghoa dilantunkan mengawali sajian teater. Alunan kecapi terasa merdu menyentuh kalbu, terlebih lagi ketika Suhaili Safari membawakan monolog berbahasa Indonesia ini dengan logat Tionghoa.

    Pemain Monolog asal Singapura itu memerankan tiga karakter wanita dalam tiga generasi yang mengalami gejolak dan suka duka politik pada jamannya. Dimulai dengan karakter Ibu A Mei, wanita Tionghoa pada tahun 1927, dilanjutkan dengan kisah perjalanan A Mei yang pergi ke tanah Jawa dan menikah dengan Lelaki Islam, dan berpindah ke Singapura diceritakan tentang Siti, wanita generasi ketiga.

    Dikawinkan dengan musik merdu pemuda Malang, Suhaili berakting sepenuh hati memberikan kesan sedih, haru, dan bahkan humor. Teater yang dikemas rapi khas Tionghoa ini meng-ilustrasikan tentang asimilasi budaya Tionghoa ke dalam budaya Melayu. Konflik yang dihadapi oleh ketiga wanita tersebut merupakan refleksi sejarah perjalanan bangsa Tionghoa di Indonesia yang dihiasi persoalan sosial, politik, dan budaya. Selanjutnya untuk menceritakan lebih luas tentang perjalanan keluarga Tionghoa, teater ini akan dipentaskan kembali di Singapura di awal 2013.

    naskah dan foto: arif furqon

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.