Nyanyian musik Timur Tengah kala itu agaknya mengundang puluhan pasang mata mencari sumber suara. Tak jarang, beberapa pengguna jalan depan Masjid Nasional al-Akbar memilih berhenti dan mengamati.
Tepat di depan masjid, sebuah panggung kecil berdiri. Diatas panggung pentas itulah, terlihat dua penyanyi bergamis hitam mendendangkannya. Pandangan berbeda juga tampak pada ratusan stand yang berjajar rapat, mengitari halaman masjid membentuk leter L.
Total 143 stand diantaranya, 84 stand busana dan kebutuhan ibadah, seperti mukena, songkok, tasbih, dan masih banyak lagi. Sementara 50 stand untuk ragam makanan.
Tak heran, jika sejak pukul tiga sore kawasan masjid berubah jadi ramai. Hiruk-pikuk pejalan kaki, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia sengaja berkumpul untuk berburu takjil atau sekedar jalan-jalan menikmati sore sembari menunggu waktu berbuka.
Pemandangan berbeda itu bertajuk Festival Ramadhan 1436 H, di Jalan Pandean Gang 2 no 44A, tepat di depan Masjid Nasional al-Akbar Surabaya.
Sudah tujuh tahun berjalan, sepertinya acara ini selalu ditunggu dan dinanti warga Surabaya dan sekitarnya. Seperti yang diakui Ardiansyahrul Mukarrom (28) panitia Festival Ramadhan, acara berjalan meriah diluar dugaan. Perbaikan demi perbaikan juga terus dilakukan agar acara semakin meriah, “tahun ini lombanya tambah, tahun kemarin gak ada lomba tumpeng. Sekarang diadakan,” tutur laki-laki pemilik tinggi semampai ini.
Seperti yang disampaikan Ardian, selain berbagai stand dan hiburan live musik, pada hari sabtu dan minggu akan diramaikan dengan berbagai lomba. Diantaranya lomba patrol, al-banjari, lomba tartil anak, lomba tumpeng, lomba adzan anak-anak, lomba qari’, dan mewarnai. Acara bertema Khusyu’ dan Barokah ini, berlangsung 27 hari. Mulai tanggal 17 June sampai 13 Juli 2015.
naskah : pipit maulidiya | foto : rangga yudhistira