Ribuan warga terlihat memadati Jalan Pahlawan semalam (9/11). Tak pandang usia, anak kecil sampai dewasa antusias menuju kearah sumber suara ‘peperangan’, yang berada tepat didepan Kantor Gubernur Jawa Timur, seakan tak ingin melewatkannya.
Surabaya Membara, begitu acara ini menyita perhatian masyarakat Surabaya dari tahun ketahun. Selama acara berlangsung, dipetaskanlah drama kolosal pertempuran dahsyat yang terjadi 70 tahun silam, tepat 10 November 1945.
Dengan melibatkan ratusan anak muda dari berbagai sekolah di Surabaya, Komunitas Pejuang, Polisi, dan TNI, drama kolosal berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Surabaya Membara, agaknya punya arti sendiri dihati sebagian masyarakat Surabaya. Misalnya saja Ruslan, warga Donorejo gang 2 yang sengaja mengajak tiga cucunya sekaligus, untuk berpakaian ala orang jaman dulu. Kakek yang sudah berambut putih ini, sengaja membuat gerobak yang nantinya akan menjadi tempat duduk untuk para cucunya.
“Sengaja ajak cucu, masing-masing cucu umur lima tahun, tujuh tahun, dan sembilan tahun. Agar mereka tau susahnya dulu orang mencari kemerdekaan. Sehingga tumbuh, jiwa patriotisme dan nasionalisme tinggi, tidak minder,” terang laki-laki ini sambil menunjuk para cucunya yang tersenyum.
Drama kolosal ditutup dengan peristiwa penembakan Panglima Perang Inggris, Jendral Mallaby. Bersama dengan rintik hujan, acara ini ditutup dengan ucapan terimakasih Taufik ‘Monyong’, Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur Melalui pengeras suara.
“Terimakasih atas kerjasamanya. Ini merupakan tahun keempat kami menggelar pertunjukan Surabaya Membara, sejak tahun 2012 lalu,” tuturnya.
naskah : pipit maulidiya | foto : rangga yudhistira
foto-foto lainnya klik indonesiaimages.net