Banyuwangi (eastjavatraveler.com) – Kabupaten Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya dalam mengangkat budaya lokal melalui penataan Stasiun Banyuwangi Kota.
Wajah baru stasiun ini mengusung desain arsitektur Osing, yang mencerminkan kekayaan budaya suku asli Banyuwangi.
Penataan stasiun ini tidak hanya terlihat pada fasad bangunan, tetapi juga ornamen-ornamen yang menonjolkan elemen khas rumah adat Osing.
“Banyuwangi konsisten mengusung kearifan lokal pada desain bangunan publik, seperti Bandara Banyuwangi yang telah meraih penghargaan arsitektur dunia. Terima kasih kepada PT KAI yang mendukung budaya lokal di Stasiun Banyuwangi Kota,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa (7/1/2025).
Perpaduan Tradisional dan Modern
Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, meresmikan wajah baru stasiun yang mengusung tema “Ethnic Vernakular dan Modern”. Atap stasiun menampilkan desain khas Rumah Adat Osing, dipadukan dengan material modern seperti clay material dan homogenous tile.
“Wajah baru ini diharapkan mendukung aksesibilitas Banyuwangi sekaligus meningkatkan perekonomian lokal,” jelas Didiek.
Penataan mencakup pembangunan gedung baru, perluasan area parkir, ruang terbuka, serta selasar untuk kenyamanan penumpang. Fasilitas ramah disabilitas, seperti toilet khusus difabel dan guide block untuk tuna netra, juga disediakan.
Pertumbuhan Jumlah Penumpang
Stasiun Banyuwangi Kota mencatat peningkatan jumlah penumpang signifikan. Sepanjang 2024, sebanyak 842.562 penumpang diangkut, naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama libur Natal dan Tahun Baru, stasiun ini melayani sekitar 3.000 penumpang setiap hari.
“Sebagai stasiun dengan jumlah penumpang tertinggi kedua di Daop 9 Jember, pembangunan ini memberikan kenyamanan lebih baik bagi penumpang,” tambah Didiek.
Pembangunan tahap pertama yang berlangsung selama sembilan bulan pada 2024 ini mencakup gedung baru dan penataan fasilitas umum. Pada 2025, tahap kedua akan dimulai, termasuk renovasi bangunan lama stasiun. (abd)