Tak seperti biasanya, rutinitas setiap minggu pagi di Jalan Tunjungan yang sering dimanfaatkan warga Surabaya untuk kegiatan Car Free Day, kini sedikit berbeda. Sejumlah wanita menggunakan baju tradisional kebaya memadati area Jalan Tunjungan. Kawasan yang sudah menjadi ikon Kota Sejarah sejak dulu, dimanfaatkan untuk mengingat kembali kenangan warga Kota Pahlawan akan perjuangan dengan beragam acara. Bertepatan dengan hari Kartini tanggal 21 April, Komunitas Bonek dan Komunitas RMT ( Rekayorek Mlaku-mlaku nang Tunjungan) mengadakan acara yang bertema pemainan tradisonal.
Beberapa perwakilan seperti komunitas sepeda, bunda PAUD se-Surabaya, ibu-ibu PKK dan ibu-ibu perwakilan anggota dewan kota surabaya turut memeriahkan peringatan hari Kartini. Aksi joget bareng hingga lomba permainan dakon dan klompen menjadi daya tarik warga Surabaya yang datang menyaksikan acara tersebut.
Disela-sela acara turut hadir pula Lisa Face Off, pasien ganti wajah yang ikut berbaur beradu canda dengan sejumlah pengajar PAUD memainkan permainan tradisional yang sudah disediakan oleh panitia. Tak banyak masyarakat yang masih mengenal baik permainan tradisional kita, khususnya remaja saat ini. Kemajuan teknologi seolah memaksa mereka untuk menyita waktu lebih hingga perlahan melupakan budaya asli surabaya menurut ketua panitia Siti Nasyi’ah.
Melalui acara ini, beberapa permainan tradisional coba dihidupkan kembali antara lain, klompen bersama, ular tangga, engrang, dakon, gobak sodor dan yang lain. Diharapkan acara seperti ini mampu mendongkrak kembali rasa kecintaan warga terhadap Jalan Tunjungan dan semua kenangan yang ada.
naskah/foto : farid rusly