James Nachtwey tak kuasa menahan kepulan asap belarang. Dari kamera video micro yang dipasangkan di body kamera SLR-nya Nachtwey terlihat terbatuk-batuk menahan nafas. Sementara penambang belerang masih bekerja diantara kepungan asap, hanya berbekal kain sarung yang digigit erat untuk menahan asap.
Dalam film dokumenter War Photographer yang bercerita tentang fotojurnalis kondang di belahan dunia ini, Ijen menjadi salah satu sekuel perjalanan ‘fotografer perang’ ini.
Kawah Ijen, dengan eksotika alam dan kegigihan penambangnya telah banyak terekam di dalam dan luar negeri. Cerita tentang danau berwarna hijau tosca di ketinggian 2,000-an meter tersebut berada di dalam kawah dengan dinding kaldera setinggi 300-500m. Danau Ijen dengan derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter dan volume hampir 40 juta meter kubik, salah satu danau kawah terbesar didunia.
Keunikan utama wisata Kawah Ijen selain dari panoramanya yang sangat indah adalah kegiatan penambangan belerang tradisional yang diangkut dengan cara dipikul tenaga manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia saja (Welirang dan Ijen). Beban yang diangkut masing-masing per orangnya sampai seberat 75kg. Beban ini luar biasa berat buat kebanyakan orang. Belerang diangkut dengan keranjang bambu mendaki dinding kaldera yang curam dan 800m menuruni gunung sejauh 3km.
Penghasilan yang diterima seorang pemikul rata-rata Rp 37.500 rupiah per harinya, atau sekitar Rp 500 per kilonya. Seorang pemikul paling banyak hanya mampu membawa turun dua kali setiap harinya. Kurang lebih 2 km sebelum puncak Ijen terdapat rumah kayu (Pos Bunder) yang menjadi tempat peristirahatan penambang. Di pos Bunder ini juga mereka berhenti untuk menimbang berat belerang.
Perjalanan wisata ke kawah Ijen, dimulai dari Paltuding di ketinggian 1,600 mdpl, sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi- Ijen. Dari sini jalan tanah terus menanjak ke ketinggian 2,400m dpl dengan waktu tempuh 2 jam jalan santai. Sepanjang perjalanan kita akan berpapasan dengan pemikul belerang yang ramah. Lebih baik siapkan air putih dan kudapan saat mendaki. Anda mungkin akan perlu berhenti sejenak untuk menarik napas. Jangan lupa juga siapkan kain panjang atua sarung untuk menutup hidung saat di dekat kawah.
Tiba di bibir kawah, anda akan disuguhi pemandangan menakjubkan berada di depan mata. Sebuah danau hijau tosca dengan diameter 1 km berselimutkan kabut dan asap belerang berada jauh dibawah. Penambang belerang seperti merayapi dinding terjal dan terlihat kecil dari kejauhan. Untuk menuju ke sumber penghasil belerang tersebut, kita perlu menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang dilalui penambang. Kain yang anda basahi sangat diperlukan, karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penambang.
Di tengah perjalanan anda akan sering berjumpa para penambang. Biasanya penambang akan menyapa dan menanyakan apakah punya rokok atau permen. Untuk ini, sebaiknya anda siapkan bekal untuk menghormati mereka, meski para penambang tidak akan memaksa anda yang telah memotret mereka saat bekerja.
Di dasar kawah, sejajar dengan permukaan danau terdapat tempat pengambilan belerang. Asap putih pekat keluar menyembur dari pipa besi yang dihubungkan ke sumber belerang. Dari lubang pipa besi keluar uap panas mengandung air berwarna merah membara yang meleleh dan kemudian membeku membentuk padatan belerang berwarna kuning terang. Dengan tangan kosong, penambang pemberani kemudian memungutnya dan memotongnya dengan linggis untuk dimuat dalam keranjang bambu.
Untuk mencapai kawah Ijen saat ini tidaklah terlalu sulit. Terdapat dua cara, pertama melalui kota Banyuwangi sejauh 38 km ke barat melalui Licin, Jambu dan terus ke Paltuding (1,600 mdpl). Cara kedua adalah melalui kota Bondowoso 70 km kearah timur melalui Wonosari, Sempol (800 mdpl) terus menuju Paltuding . Cara kedua ini paling banyak ditempuh orang meski saat ini jalanan di kawasan ini rusak parah.
Rute dari Bondowoso ini melalui daerah terbatas areal perkebunan kopi, dengan tiga pintu gerbang yang berbeda. Di setiap pintu gerbang kita diminta untuk mengisi buku tamu dan tujuan perjalanan. Anda akan menjumpai pemandangan bagus di rute ini, perkebunan kopi arabika di kiri-kanan jalan yang hijau teratur, plus hutan pinus Perhutani dan hutan perawan Cagar Alam Ijen-Merapi yang lebat. Saat ini tidak ada angkutan umum yang bisa membawa anda ke dekat kaki gunung Ijen. Alternatif terbaik hanya mengendarai atau menyewa mobil dari Bondowoso atau Jember. Sewa per hari sekitar 250 ribu tidak termasuk bbm dan sopir.
Pendakian ke kawah Ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari.Idealnya mulai pukul 03.00 dini hari pengunjung bisa memulai pendakian. Untuk alasan keamanan, pendakian ke kawah ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian. Meski demikian, tak jarang angin telah berubah arah ke jalur penambang sebelum pukul 11 siang.
Untuk mengejar perjalanan di pagi hari, pengunjung disarankan menginap di lokasi terdekat di Bondowoso. Dari Bondowoso, pengunjung bisa memulai perjalanan ke Pos Paltuding yang memakan waktu kurang lebih 1 jam untuk beristirahat malam. Pondok Wisata di Paltuding yang cukup bersih, atau pengunjung bisa membuka tenda di bumi perkemahan Paltuding.
Sewa kamar (cukup untuk dua orang) di pondok Paltuding 75 ribu per malam. Atau anda bisa menyewa kamar dengan 3 bed seharga 200 ribu. Di malam hari tidak ada penerangan di kamar penginapan, petugasakan akan menyediakan lilin jika anda memerluka penerangan. Untuk ini, tidak ada salahnya anda menyiapkan senter kecil saat berangkat.
Temperatur rata-rata di sekitar kawah Ijen adalah 13 oC di siang hari dan bisa mencapai 2 oC di malam hari pada musim kemarau. Pakaian hangat atau selimut bisa anda siapkan juga untuk bermalam disini.
Alternatif lain, pengunjung bisa bermalam di Guest House Perkebunan Kopi PTP Nusantara XII di Kalisat, Jampit. Guest house ini terletak didalam kompleks perumahan perkebunan pada ketinggian sekitar 1,200 mdpl. Perjalanan ke kawah Ijen memang cukup melelahkan, namun kelelahan itu akan terbayar saat anda berhasil menginjakkan kaki di bibir kawah dengan pemandangan menakjubkan di bawahnya.
naskah dan foto : matanesia pictures
foto-foto lebih lengkap lihat di matanesia.com
1 Comment
First of all Congratulations for the 2009 new and more fresh layout.
Perfect spots and pictures of Kawah Ijen.
Reminds me of my late beloved brother Lendy Widayana,we had a discussion and watched the DVD ” War Photographer ” James Nachtwey.
I am proud of you guys,as the chosen coordinator of the big event.This is the opportunity to get the knowledge of how to be a professional photo journalist.
” Being good is not good enough,GO FOR THE BEST !!!!! ”
Cheers 🙂
ONNY