Sosok M. Thalib Prasojo dikenal masyarakat, khususnya di Jawa Timur sebagai salah satu seniman yang mengenalkan Wayang Suket (Wayang Lontar). Karya-karyanya sering kali mewarnai jagat seni di berbagai kesempatan pagelaran karya seni. Dari situlah Ia, akrab dikenal dengan sebutan sebagai Maestro Wayang Suket Jatim.
Sayangnya, Eyang Thalib sejak 4 Agustus Malam dini hari tak lagi menemani masyarakat Jatim dengan karyanya. Perupa kelahiran Bojonegoro, 17 Juni 1931 ini harus menghadap pada Sang Pencipta.
Menurut keterangan dari Sri Rahayu, 51 tahun, anak pertama Eyang Thalib di rumah duka Perum Taman Erlangga Sidoarjo, ayahnya meninggal lantaran mengalami sesak nafas. “Mungkin bapak adalah perokok berat, apalagi jika ia sedang berkarya, rokok tidak pernah berhenti untuk terus dihisap,” katanya.
Pada prosesi pemakaman jenazah dilepas oleh Bupati Sidoarjo Win Hendarso, pada pada 5 Agustus. Untuk kemudian dimakamkan di Pemakaman Umum Delta Praloyo, Lingkar Timur, Sidoarjo. Para seniman Jatim pun terlihat tumpah ruah di rumah duka dan pemakaman. Antara lain, Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Sabrot D. Malioboro, Rully Anwar, Direktur Museum Seni Rupa Rudi Isbandi, Aming Aminuddin, Akhudiat, dan masih banyak lagi.
Win memandang Eyang Thalib, sebagai salah seorang panutan seni di Sidoarjo. “Eyang Thalib melalui karya-karyanya juga turut serta melestarikan budaya Jawa, semasa hidupnya digunakan untuk terus berkreasi,” kenangnya.
(naskah: ridlo’i – foto: wt atmojo)