Sinergi cantik antar desain setiap ruangannya menyuguhkan kesan romantisme serta jiwa seni Indonesia, melebur di hotel ini menjadi jaminan suasana nyaman lagi asri.
Dengan menwarkan keunikan semua interior beserta desain ruangannya, Hotel Tugu Malang hadir untuk memenuhi kebutuhan jiwa yang haus akan keromantisan pada nuansa keklasikan.
Tidak hanya itu, para tamu hotel baik domestik maupun mancanegara, dapat menikmati kenyamanan hotel yang terletak di Jalan Tugu 3 Malang ini sembari beredukasi. “Karena di hotel ini ada beberapa ruang yang sangat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan sejarah bangsa,” kata Imam Nahrowi, Duty Manager Hotel Tugu Malang.
Sehingga tak sedikit di dalam hotel seluas 6.500 meter persegi itu, terdapat benda-benda bersejarah yang memiliki nilai artistik seni yang begitu tinggi. Misal saja di sebuah kamar yang bernama Raden Saleh Suite. Di kamar ini terdapat sebuah kotak tembakau Van Nelle, kesukaan para kolonial Belanda di masa penjajahan.
Sedangkan penamaan kamar ini dapat dilihat dari sebuah lukisan besar yang terpampang di dinding kamar. Lukisan itu menggambarkan rasa hormat Raden Saleh, seorang pelukis terkenal di jaman kolonial Belanda pada peristiwa penangkapan pangeran Diponegoro, yang terjadi pada tahun 1830 oleh Belanda yang terjadi di rumah kediaman Residen Magelang. Sehingga bagi yang menginap di kamar ini akan merasakan relung imaji masa kolonial Belanda, dengan didukung perabot interior yang serba klasik nan unik bergaya Belanda pula.
Sekilas mengamati desain arsitektural bangunan hotel yang berdiri pada 9 Juli 1990 ini memang bergaya beda dari hotel-hotel pada umumnya, khususnya yang ada di Jawa Timur. Hotel Tugu Malang bisa dibilang sebagai boutique, yang di dalamnya menyuguhkan segala kemewahan demi memenuhi selera para tamu yang relatif berbeda. Terlihat saat melangkahkan kaki di sebuah ruangan Raja Room, di sini para tamu dapat melakukan obrolan bisnis sambil mengamati gambar para raja yang ada di Nusantara dahulu kala. Seperti foto Oei Tiong Ham (1866-1924), seorang pengusaha gula di jaman Belanda. Atau juga yang dapat dirasakan saat melangkah di Endless Love Avenue to The Sahara, sebuah lorong cinta yang bergaya arsitektur era kerajaan Mesir dengan didukung temaram cahaya yang menimbulkan kesan romantisme tersendiri.
“Jadi di hotel ini sengaja diciptakan bermacam-macam gaya arsitektur ruangan, yang bertujuan untuk memberikan kenikmatan tersendiri bagi para tamu, yang notabene seleranya itu berbeda-beda,” ungkap Crescentia Harividiyanti, Executive Assistant Manager Hotel Tugu Malang pada EastJava Traveler.
Apsara Residence
Selain kamar Raden Saleh Suite, di Hotel Tugu Malang ada sebuah kamar lagi yang menjadi masterpiece-nya hotel ini, yaitu Apsara Residence, yang bernilai sekitar 1.000 US Dollar.
Inspirasi dibuatnya kamar ini adalah pada suatu kejadian yang pernah berlangsung di Jawa. Kala itu terdapat legenda romantis, yakni seorang pangeran tampan yang berdoa untuk mendapatkan putri yang sangat cantik yang bisa dipersuntingnya. Akhirnya Tuhan mengabulkan doanya. Dengan mengirimkan penari tari Apsara yang cantik dari nirwana. Tarian Apsara adalah sebuah tarian yang dilakukan untuk wujud persembahan pada Tuhan, Raja, dan para satria kerajaan. Dan bulan purnama pun tiba, sang penari akhirnya jatuh hati dengan pangeran itu.
Jadi, di kamar seluas 400 meter persegi itu para tamu akan diberlakukan bagai sang pangeran dan kekasihnya. Sehingga fasilitas yang tersedia di kamar ini pula begitu lengkap, berupa butler service (pengawal kamar), spa and massage di dalam kamar, ranjang tidur antik dengan lebar 3,5 meter, dan segala fasilitas keromantisan di dalamnya.
Selain sebuah kamar Apsara Residence, dan Raden Saleh Suite. Hotel yang pernah mendapat penghargaan Ahikarya Pariwisata Jatim 2003 ini, juga terdapat beberapa buah kamar lainnya. Seperti Honeymoonlight Suite, Devata Suite, dan The Babah Suite yang masing-masing berjumlah 1 kamar. Juga ada The Zamrud of East Java (5 kamar), Executive Suite (9 kamar), dan Superior Deluxe (30 kamar). Jadi total keseluruhan kamar adalah 49 kamar dengan karakter desain ruang yang berbeda-beda.
Ban Lam Gallery
Anhar Setjadibrata, sang pemilik hotel ini sengaja beritikad membangun hotel yang selalu menyimpan dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia, terutama di bidang pengetahuan sejarah.
Maka tak salah bila di Hotel Tugu Malang, terdapat sebuah ruangan yang digunakan sebagai galeri barang-barang kuno dan antik hasil koleksi dari Anhar sendiri. Ruangan ini bernama Ban Lam Gallery, di dalamnya terdapat berbagai macam keris kuno, wayang, guci antik, lukisan, kalendar kuno jaman Belanda Alamak Dinding 1929, dan masih banyak benda kuno bersejarah lainnya yang sengaja diperoleh Anhar dari hasil berburu di berbagai Negara luar.
Fasilitas Lain
Bagi pecinta kuliner di hotel ini tersedia menu masakan mulai dari eropa, asia, hingga menu tradisonal Indonesia. Menu-menu itu dapat dinikmati di restaurant hotel yang buka 24 jam nonstop, yaitu di The Sugar Baron Room, The Silk Road, Babah Dining Room, Bangsal Merah Boepati, Melati Restaurant, L’Amour Fou (French-Italian Love Bistro and Café), Roti Tugu Bakery, Tugu Tea House, Waroeng Shanghai 1920 Bar, Keraton Ballroom, dan The Sahara. Semua tempat makan di Hotel Tugu Malang memiliki filosofi yang unik dan berbeda-beda, tentu dengan mengutamakan kesan kenyamanan, kemewahan, dan keromantisan.
Selain itu juga ada Business Centre and WiFi connection, fitness centre, bike and car rental, kolam renang, perpustakaan buku, serta film, dan 24 jam pelayanan spa and massage di Apsara Spa Hotel Tugu Malang.
Naskah : m.ridlo’i | foto : wt atmojo
3 Comments
Apa kabar Kota Malang? Waduuh, mantaaap. Foto-fotonya juga sedep betull.
ayah, kapan dolan ke sini? bagus banget hotelnya ….
Aq duwe pak brg peninggalan,minat a?malang ewed