Tiga mahasiswa Universitas Surabaya yang tergabung dalam Tim Camp, berhasil menyabet Juara I dalam kompetisi Industrial Design Seminar & Competition (INDISCO) 2015 di Semarang 09-11 Oktober 2015.
Tim Camp yang terdiri dari Nathania Wijono, Agela Tedjasukmana dan Yosua Tedjokusumo pada kesempatan kali ini menggelar karyanya yang diberi nama “Raba Toy” di Gedung International Village, Seminar Room, Universitas Surabaya Jalan Raya Kalirungkut Surabaya, Selasa (13/10).
Raba Toy berhasil menjadi jawara dalam ajang yang diikuti oleh 21 tim dari 18 perguruan tinggi yang salah satunya berasal dari luar negeri, University of Malaya dari negara Malaysia.
“Senang bisa menjadi jawara dalam kompetisi kali ini, sebelum tahap 2 (final) saya merasa tegang karena kami harus dikarantina tanpa gadget sampai keesokan harinya untuk menghindari kecurangan”, jelas Yosua, Mahasiswa Jurusan Desain & Manajemen Produk semester 7 ini.
Pengumuman final yang dilakukan pada akhir acara sebagai penutup rangkaian acara INDISCO 2015, membawa kebanggaan bagi Ubaya. Tim Champ meraih nilai tertinggi dengan score 2694.4 dan membawa pulang trophy, sertifikat penghargaan dan uang pembinaan.
Tahun ini, untuk kali ke tujuhnya, INDISCO 2015 mengangkat tema Lomba Desain for “Children’s World Product” dengan tagline “Fun, Functional and Fabulous Product Design for Children’s World”.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ini berbasis desain produk industry, sehingga mahasiswa dituntut untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam mendesain produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun sebagai bagian dunia industri kreatif.
Dalam pembuatan Raba Toy, Tim Camp membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu, dari persiapan konsep sampai bunyi rangkaian. Bahan yang digunakan yakni kayu MDF, akrilik, stiker, cat, lem dan bahan-bahan elektro. Serta SolidWorks dan 3ds max sebagai software yang dipilih oleh Yoshua dkk.
Pre-braille learning board ini ada tiga tahapan pengenalan bentuk, tekstur dan pengenalan braille. Pengenalan bentuk dengan cara memasukkan bentuk-bentuk segitiga, segi empat, dan persegi panjang pada tiap lubang persegi yang sudah tersedian, dengan tombol disamping jika ditekan akan mengeluarkan suara angka. Suara angka tersebut menjelaskan bentuk yang harus dimasukkan dalam kotak. Misalnya segitiga, maka akan keluar suara satu dua dan empat. Suara itu akan mempermudah para tuna netra untuk mempelajari pengenalan bentuk.
Kemudian tahap kedua, pengenalan tekstur dengan cara meraba dan mencocokkan bentuk-bentuk segitiga, lingkaran, segi empat dan persegi panjang, dengan diameter yang berbeda.
Pengenalan braille, sebagai tahapan terakhir dalam penggunaan learning board. Pengenalan ini berbentuk kotak dan terdapat kotak-kotak kecil yang menjelaskan huruf A sampai Z, penggunaannya pun cukup dengan menenkan tombol huruf yang kemudian akan mengeluarkan suara huruf A sampai Z.
“Raba Toy menjadi produk yang berbeda dari biasanya, harapan kedepan produk ini tidak hanya sebagai prototype saja”, harap Markus Hartono, Selaku pembimbing Tim Champ.
naskah dan foto : rangga yudhistira