Setelah selama Sembilan hari digelar, Festival Seni Surabaya (2010) Surabaya Experience secara resmi ditutup, pada 14 Nopember kemarin. Untuk memeriahkan penutupan acara, malam itu di halaman Balai Pemuda diisi tampilan Pojian Bondowoso dan Ludruk Babat Suroboyo.
“Di acara terakhir FSS ini kami sengaja mengundang dua tampilan tersebut, karena ini juga sebagai wujud rasa syukur seluruh panitia FSS 2010 yang telah sukses bersama-sama dalam mengadakan event ini hingga usai. Sekaligus sebagai ungkapan terima kasih atas partisipasi warga Surabaya,” kata Basuki Babussalam, Ketua Umum FSS 2010 pada EastJavaTraveler.Com.
Basuki menambahkan, event FSS ini mampu menarik minat masyarakat Surabaya dari kalangan pelajar hingga kuliah, inilah bukti roh kesenian Surabaya sudah kembali,” imbuhnya.
Sementara itu Humas FSS 2010 Riadi Ngasiran menjelaskan, tahun depan rencananya FSS akan diadakan sekitar awal bulan Juni. “Itupun bila tiada halangan dalam segala hal,” tukasnya
Selain Pojian dalam rangkain malam penutupan FSS 2010. Masyarakat Surabaya yang sudah memenuhi halaman Balai Pemuda juga dihibur dengan Ludruk Karya Budaya. Malam itu ludruk yang terdiri dari Supali dkk membawakan lakon Babat Suroboyo.
Lakon tersebut mengisahkan asal usul daerah di Surabaya. “Mbesok naliko onok tekone jaman, nggon iki tak jenengi Simo Katrungan,” teriak Joko Bondowoso usai berkelahi dengan tiga singa dan mengalahkan Joko Tarub. Hingga berakhirlah Joko Jumput yang mampu mengalahkan Joko Bondowoso. (naskah/foto: dhimas)