Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Profil»Perjalanan Cinta Deden pada Ludruk Irama Budaya
    Profil

    Perjalanan Cinta Deden pada Ludruk Irama Budaya

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman22 August 2014
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Di tengah gempuran era modernisasi budaya, Ludruk Irama Budaya masih saja terus berusaha eksis. Kelompok kesenian ludruk yang terbentuk pada 1987 ini hingga sekarang masih bisa ditemui di Kampung Seni THR Surabaya.

    Eksistensi Ludruk Irama Budaya tak lepas dari kegigihan Deden Irawan, lelaki asal Bogor yang juga sebagai anak angkat dari Sakia, Sang Pendiri Ludruk Irama Budaya. Awalnya Deden begitu ia akrab disapa, bekerja di Terminal Bus Bungurasih dan kemudian bertemu dengan Mak Sakia Sunaryo dan diajak untuk bergabung di kelompok Ludruk ini, hingga akhirnya Deden menjadi anak angkat dari Sakia sendiri.

    Sepeninggal Mak Sakia tahun 2012 yang lalu, Deden diamanahi untuk meneruskan dan mengurus Ludruk Irama Budaya hingga saat ini. “Saya diamanahi untuk mengurus Ludruk Irama Budaya oleh Mak Sakia, alhamdulillah ternyata saya mampu,” ujarnya pada EastJavaTraveler.Com.

    Deden mengurus pemain ludruknya sejumlah 87 orang, akan tetapi sekali pentas hanya sekitar 35-40 orang yang tampil. Ada yang berperan sebagai penabuh gamelan, penari bedayan, dan pelawak yang dalam sekali pertunjukan sekitar 3 jam.

    Menurut pria 33 tahun ini, peminat dari pentas Ludruk rata-rata yang sudah lanjut usia tetapi terkadang ada juga penonton berusia muda. Demi kelangsungan kelompok ini, Deden memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan banyak pihak, seperti Pegadaian, Bank Jatim, Telkomsel dan majalah Directory.

    Usaha kerja sama tersebut nyatanya bisa menarik minat penonton di setiap pertunjukannya melalui doorprise yang disediakan oleh pihak yang bekerja sama. Deden berharap semoga minat untuk menonton dan melestarikan kesenian ludruk ini masih terus tetap ada meskipun telah banyak tontonan modern yang menyaingi.

    naskah|foto : denty puspita meilani

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Bikin Bangga, Mahasiwa Unair ini Promosikan Seni Budaya Indonesia di Malaysia

    26 January 2023

    Bikin Bangga Jatim, Adinda Cresheilla Raih 3rd Runner Up Miss Supranational 2022

    21 July 2022

    Ini Dia, Pastry Chef Baru dari Aston Madiun

    14 September 2021
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.