Seperti di daerah-daerah lain, Surabaya juga punya makanan Nasi Pecel yang citarasanya sangat menggoda selera. Yaitu Pecel Pincuk Suroboyo, yang berlokasi di Jalan Raya Jemursari 189 A, Surabaya.
Ada yang berbeda di tempat ini. Jika mayoritas nasi pecel dijual di warung ataupun pedagang kaki lima. Pecel Pincuk Suroboyo menghadirkan restoran dengan konsep masakan ala kaki lima namun dengan tampilan bintang lima.
Pada tahun 1989 restoran milik Siti Aisah ini hanya berupa tenda kaki lima yang setiap kali bisa saja digusur oleh satpol PP. Akan tetapi selang waktu lima tahun kemudian, Aisah mengubahnya menjadi sebuah restoran bernuansa klasik minimalis.
Pecel pincuk Suroboyo memiliki citarasa yang khas, yakni sambal kacangnya yang terasa pedas tapi manis, dan juga empal daging yang hanya dipresto tanpa digoreng. Sehingga rasanya lebih empuk sebagai pelengkapnya. Pecel ini dihargai mulai 6000 per porsi, sungguh harga yang sangat murah bukan. Selain pecel restoran ini juga menyajikan beberapa menu khas Indonesia lainnya, seperti nasi campur, seafood, gudeg dan yang terbaru ayam dua rasa.
Sekitar 70 persen omset restoran ini akan disumbangkan ke yayasan sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung pengunjung Restoran ini makan sembari beramal. Selain unggul dengan menu pecelnya direstoran ini juga baru saja di launching Pisang Goreng Keju yang juga dapat dinikmati sebagai camilan. Pecel Pincuk Surabaya juga dilengkapi denga hall yang mampu menampung sekitar seratus orang dengan harga sewa 20.000 per orang beserta perasmanannya.
Restoran yang buka tiap hari mulai pukul 6 pagi hingga pukul 9 malam ini ramai dikunjungi oleh pengunjung dalam kota, seperti karyawan, mahasiswa hingga pengunjung dari mancanegara. Dan berkat restoran ini Aisah dapat bekerjasama dengan beberapa badan amal seperti Nurul Hayat, Rumah Hafidz, TK dan bahkan mampu membuat yayasan sosial sendiri yang bernama Yayasan Cahaya Kusuma. “Kuncinya hanyalah berdoa,berusaha dan berserah kepada Allah SWT,” ujar Siti Aisah, Pemilik Restoran Pecel Pincuk Suroboyo.
naskah/foto: nur afni