70 tahun Indonesia merdeka. Gelora semangat pejuang kemerdekaan pun seakan tak pernah pudar dalam ingatan putra-putri Bangsa.
Dalam menyambut Hari Pahlawan yang jatuh tiap tanggal 10 November, hari ini (8/11), semangat itu kembali berkobar, semangat perjuangan yang kembali bergaung di Kota Pahlawan. Adalah Pemerintah Kota Surabaya berkolaborasi dengan Komunitas Surabaya Juang yang kembali membangkitkan cerita perjuangan rakyat Surabaya lewat Parade Surabaya Juang.
Genderang musik kebangsaan yang energik berpadu apik dengan balutan busana pejuang peserta parade. Di sepanjang jalan, mereka menari dengan atraktif, mencuri perhatian ratusan pasang mata yang datang sejak siang tadi.
Sebuah media yang tak sekedar membangkitkan hegemoni masyarakat Surabaya akan sebuah cerita lama, melainkan sebagai bentuk menguatkan solidaritas kebangsaan dari Surabaya untuk Bangsa Indonesia.
Menurut Heri Lentho, selaku ketua Komunitas Surabaya Juang, ajang yang memasuki tahun ketujuh tersebut merupakan upaya menekankan pesan kepada generasi muda bahwa kemerdekaan Republik Indonesia bukan semata-mata pemberian dari Jepang. Namun, merupakan perjuangan dari arek-arek Suroboyo.
Tahun ini, atraksi Parade Surabaya Juang tak hanya diikuti oleh Komunitas Pecinta Sejarah Roodeburg Soerabaya. Komunitas serupa dari Bandung, Jakarta, Medan, Yogyakarta, Magelang dan Malang juga turut menyemarakkan kegiatan kali ini lewat Teatrikal Perang 10 November 1945.
Parade diawali dari Tugu Pahlawan kemudian menuju Jalan Kramat Gantung – Siola – Tunjungan – Gubernur Suryo – Yos Sudarso, dan berakhir di Taman Surya.
Peserta Teatrikal Perang 10 November 1945 oleh Rooderbrug & Pecinta Sejarah menjadi barisan terdepan diikuti barisan Drum Band, Pengibar Bendera, Panser, Pasukan TNI dan beberapa peserta lainnya. Iring-iringan mobil kuno menjadi peserta terakhir yang sekaligus menutup parade Surabaya Juang tahun ini.
naskah dan foto : rangga yudhistira