Potensi wisata Jawa Timur tak kalah dengan Bali. “Tidak ada alasan bagi Jawa Timur untuk merasa minder akan kekayaan wisata yang dimiliki,” ungkap Desi Yoanita, S.Sos, M.Med.Kom, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya.
Menurut dosen yang hobi travelling ini, Jatim memiliki keanekaragaman wisata yang bahkan lebih kaya daripada Bali, baik itu wisata alam, kuliner, maupun budaya.
Desi menjabarkan betapa banyak kekayaan wisata yang bisa dieksplor di Jawa Timur, mulai dari wisata alam berupa pantai, gunung, air terjun, hingga goa. Kemudian wisata kuliner, tari tradisonal, ludruk, wayang, dan masih banyak lagi.
“Sayang, potensi yang sangat besar ini belum dikelola dengan baik,” sesal Desi. Misal, pada sisi kebersihan dan akses.
Penyuka warna biru dan coklat ini mengatakan, kebersihan, ketersediaan informasi, serta alat transportasi yang memadai untuk mencapai lokasi wisata di Jawa Timur dirasanya masih sangat kurang. Desi mencontohkan, ia dan teman-teman seperjalanannya seringkali sudah mengagendakan untuk berlibur di daerah wisata Jawa Timur. Tetapi karena sarana transportasi untuk mencapai lokasi sangat sulit dan merepotkan, maka kemudian agenda itu melenceng ke daerah wisata lain yang lebih jelas. “Lah mau liburan kok malah jadi repot,” ujarnya.
Pemerintah menurutnya harus lebih jeli dan serius dalam membangun industri wisata Jawa Timur. Mulai dari fasilitas informasi seperti apa dan dimana tempat wisata itu, lalu bagaimana untuk bisa sampai ke sana dengan mudah, serta bagaimana kebersihan dan keamanan para pengunjung dapat terjamin, kesemuanya harus menjadi satu paket utuh sebuah tempat wisata yang baik dan menarik.
Masyarakat juga ia harapkan bisa berkomitmen untuk turut mencintai dan menjaga kekayaan wisata daerah mereka sendiri. “Selain itu jangan lupakan media massa sebagai rekan kerja promosi wisata Jawa Timur,” ujar perempuan yang juga suka merangkai bunga ini.
Peluang untuk memajukan wisata Jawa Timur sehingga dapat semakin bersaing dengan daerah lain dirasa Desi sangat besar. Apalagi anak-anak muda sekarang menurutnya tidak hanya menjadikan traveling sebagai usaha untuk mengusir rasa penat. Lebih dari itu, Desi mengatakan jalan-jalan sudah menjadi sebuah gaya hidup atau lifestyle bagi generasi muda. Tentu ini menjadi sebuah peluang yang sangat besar bagi berkembangnya industri pariwisata.
naskah dan foto : jonif lintang