Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Traveling»Menggapai Awan Telaga Sarangan
    Traveling

    Menggapai Awan Telaga Sarangan

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman9 December 2017Updated:29 January 2018
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Bagai awan, kabut bergelayut rendah menghiasi pesona Telaga Sarangan. Seiring dengannya, muara air menari-nari di balik keheningan misterinya.

    Dahulu kala di tengah hutan Gunung Lawu terdapat sepasang suami istri Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Keduanya tinggal di sebuah rumah kecil terbuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan.

    Mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari bercocok tanam di ladang yang terdapat pada lereng Gunung Lawu. “Saya pergi meladang dulu,” pamit Kyai Pasir pada sang istri pagi itu.

    Oleh karena ladang yang akan ditanami terdapat pohon-pohon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu. Entah dari mana asalnya, mendadak Kyai Pasir dikejutkan dengan ditemukannya sebutir telur (menyerupai telur ayam) di bawah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Sambil mengamatinya, di dalam benak dia pun berseloroh, “telur apakah ini? Padahal di sekitar sini tak nampak seekor binatang”.

    Tanpa berpikir panjang Kyai Pasir bergegas membawa telur temuannya pulang. Sesampai di rumah, Kyai Pasir bercerita pada isterinya tentang telur tersebut. Setelah itu keduanya bersepakat untuk memasak telur itu untuk dijadikan menu sarapan.

    Berselang kemudian, setelah makan bersama sang isteri Kyai Pasir keluar rumah untuk kembali ke ladang. Setibanya di ladang, Kyai Pasir mendadak merasakan panas dan gatal-gatal yang sangat menyengat tubuh. Kyai Pasir dibuat tak berdaya dengan sakit itu. Tak pelak dia pun bergulung-gulung ke tanah ladang. Kejadian gaib menimpa, sekujur tubuh Kyai Pasir berubah menjadi ular naga besar.

    Nasib Kyai Pasir juga menimpa Nyai Pasir. Mendadak sekujur tubuhnya terasa panas dan gatal yang begitu menyengat. Nyai Pasir kebingungan, lari kesana kemari, dan hingga berlari menuju ladang menemui sang suami yang sudah berubah wujud. Dalam hitungan detik, tubuh Nyai Pasir juga berubah menjadi ular naga besar. Keduanya pun bergulung-gulung bersama menahan ketidakberdayaan.

    Kedua ular naga itu akhirnya bergulung-gulung, serta bergeliat-geliat di tanah ladang itu. Begitu dahsyatnya hingga menyebabkan tanah ladang itu menjadi berserakan dan menjadi sebuah cekungan besar.

    Tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air, dan ladang milik Kyai Pasir berubah wujud menjadi kolam besar menyerupai telaga. Bahkan, akhirnya kedua tubuh ular naga itu terkubur di dasar telaga, dan hingga kini belum jelas dapat ditemukan jasadnya.

    Untuk menghormati kedua pasangan tersebut masyarakat setempat menamai telaga itu dengan istilah Telaga Pasir, yang keberadaannya hingga kini masih ada. Umumnya masyarakat luas mengenalnya dengan istilah Telaga Sarangan, karena letaknya di Desa Sarangan, Plaosan, Magetan.

    Pesona Memikat
    Kabut menyerupai awan senantiasa turun, pemandangan indah pun tak terelakkan. Belum lagi mata dapat memandang lepas puncak Gunung Lawu, yang berada di sebelah barat telaga. Sedangkan di sebelah selatan dapat terlihat jelas pemandangan indah Gunung Sido Ramping.

    Di telaga Sarangan Magetan yang memiliki luas 30 Hektare dengan kedalaman telaga 28 meter itu hawa pegunungan akan terasa begitu manja. Karena letaknya di kaki Gunung Lawu. Potensi alam inilah yang begitu terasa di wana wisata yang terletak di Sarangan, Plaosan, Magetan ini.

    Selain itu, apabila kita mau menjelajah lebih tinggi menaiki lembah Gunung Lawu, akan dijumpai air terjun yang masih alami. Gemuruh air dari puncak pegunungan selaksa makna mengiringi keindahan Telaga Sarangan.

    Air terjun yang dinamai Air Terjun Tirtosari ini terletak 2,5 kilometer arah barat daya Telaga Sarangan, dapat ditempuh dengan naik kuda ataupun berjalan kaki sembari menikmati eksotika pemandangan alam Gunung Lawu. Mengenai keistimewaan airnya, konon dipercaya dapat mengawet mudakan wajah.

    Mengenai fungsi potensi Telaga Sarangan, Sudarmanto, 41 tahun, Petugas Administrasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kawasan Wisata Sarangan menuturkan, selain sebagai obyek pariwisata. Air telaga berguna sebagai sarana irigasi persawahan Magetan bagian barat, juga sebagai pendingin mesin pabrik gula Purwodadi, dan Rejosari Magetan.

    Bahkan melihat perkembangan positif Telaga Sarangan sebagai Obyek Wisata. Sudarmanto, mengatakan jika Dinas Pariwisata Magetan kedepannya telah siap menjalankan program Sarangan Masa Depan. “Sejak dikelolah instansi ini mulai tahun 1998, upaya untuk mengembangkan potensi wisata begitu luas dan mengalami banyak kemajuan,” ujarnya.

    Terbukti dengan akan terselesaikan jalur alternatif arah barat Sarangan. Yaitu jalur pintas dari Karanganyar Jawa Tengah melewati Cemoro Sewu Gunung Lawu hingga turun menuju langsung ke obyek wisata Sarangan. “Jadi, wisatawan dari arah barat Magetan dapat menuju ke lokasi dalam waktu yang singkat,” imbuh pria yang mengaku tinggal di Tawangmangu itu.

    Akses ke Sarangan
    Sebagai kawasan wisata jalan menuju Telaga Sarangan tidaklah terlalu rumit ditempuh berbagai macam kendaraan, kendati letaknya di ketinggian 1.287 dari permukaan laut (dpl).

    Begitu hendak masuk kecamatan Plaosan, sepanjang jalan pemandangan indah dari persawahan gubis penduduk setempat begitu menyegarkan mata. Selain itu, wisatawan tak perlu khawatir, karena jalan menuju lokasi tidak terlalu menanjak dan berkelok. Jarak 5 kilometer sebelum pertigaan yang rencananya dijadikan jalur alternatif Magetan-Sarangan-Karanganyar, dapat dijumpai pemandangan indah nampak dari atas Telaga Wahyu yang bermuara dari Telaga Sarangan.

    Mengenai jalur akses kendaraan menuju lokasi Telaga Sarangan dapat ditempuh melalui dua arah. Arah Timur, dari terminal pertigaan terminal bis Maospatih Magetan menuju ke arah Kota Magetan yang menempuh jarak 12 kilometer, sesampainya di jantung Kota Magetan perjalanan dilanjutkan mengikuti penunjuk jalan menuju Sarangan, dari sini perjalanan menempuh jarak 17 kilometer hingga sampai di Wisata Telaga Sarangan.

    Sedangkan dari arah barat, rute perjalanan adalah dari jalur Karanganyar, Solo, melewati terminal bis Tawangmangu perjalanan naik menuju Cemoro Sewu Gunung Lawu, kemudian turun dan sampailah di Wisata Telaga Sarangan. Jarak tempuh jalur dari arah barat, Tawangmangu-Sarangan, ini adalah 15 kilometer.

    Naskah : m.ridlo’i
    Foto : wt atmodjo

    east java east java travel east java traveler jawa timur magetan ms media publishing sarangan wisata jawa timur
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Liburan Imlek 2025, Pemkot Surabaya Siapkan Beragam Kegiatan Menarik di Kebun Raya Mangrove

    26 January 2025

    Stasiun Banyuwangi Kota Tampil dengan Sentuhan Arsitektur Osing

    7 January 2025

    Disbudpar Magetan Tingkatkan PAD 2024 dari Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu

    1 January 2025

    Comments are closed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.