Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»News»Mengenal Asal Usul Manusia di ‘Evolusi Kita’
    News

    Mengenal Asal Usul Manusia di ‘Evolusi Kita’

    Hendro D. LaksonoBy Hendro D. Laksono29 October 2018
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Upaya manusia untuk mengembangkan teknologi, merupakan mata rantai warisan yang menghubungkan masa kini dengan masa lalu. Bertahun-tahun lalu, nenek moyang manusia secara bertahap mengalami perkembangan, tidak hanya dari segi fisik, namun juga kemampuan dalam hal beradaptasi untuk mempertahankan hidup, dengan menciptakan beragam benda berdaya guna.

    Untuk mendalami evolusi manusia dan perkembangan budayanya, sekaligus memperingati Hari Museum Nasional yang jatuh di bulan Oktober, House of Sampoerna bekerjasama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran menggelar pameran bertajuk ‘Evolusi Kita’, 24 Oktober – 29 November 2018.

    Dari sekitar 14 koleksi fosil yang dipamerkan, diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai perubahan bentuk fisik manusia purba. Dimulai dari Homo erectus arkaik dimana memiliki ciri fisik yang kekar dengan gigi geligi yang kuat, dengan volume otak sekitar 850 cc, kemudian berevolusi menjadi Homo erectus tipik, dengan volume otaknya mencapai 1.000 cc. Tengkoraknya lebih ramping, tinggi, gigi geligi kecil, dengan atap tengkorak lebih bundar.

    Selanjutnya Homo erectus progresif atau Homo erectus yang paling maju. Mereka terakhir hidup di Jawa sebelum punah pada 100.000 tahun yang lalu. Tengkoraknya paling tinggi dan bundar dibanding dua jenis pendahulunya dengan kapasitas otak 1.100 cc.

    Dalam pameran ini terdapat pula koleksi Sangiran 17 atau S17 yaitu temuan fosil Homo erectus yang paling terkenal di dunia karena ditemukan dalam kondisi relatif lengkap sehingga wajah Homo erectus dapat direkonstruksi secara utuh.

    Perkembangan manusia selanjutnya setelah Homo erectus adalah Homo sapiens purba yang dapat dilihat dari koleksi fosil Homo wajakensis dengan volume otak sekitar 1.630 cc, rahang tergolong padat dan memiliki gigi yang besar. Manusia modern yang hidup di masa kini merupakan bagian dari evolusi Homo sapiens purba.

    Ada pula koleksi unik yang dipamerkan yaitu Homo florensiesis, yang ditemukan di Flores sekitar tahun 2000. Homo sapiens purba ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil dengan tinggi sekitar 1 m, ukuran tengkorak seperti anak kecil dan volume otak sekitar 380 cc.

    Selain koleksi fosil, adapula 8 koleksi artefak yang menggambarkan perkembangan budaya manusia purba seperti artefak dari Zaman Paleolithikum berupa kapak perimbas, serpih serta bola batu yang sebagian besar terbuat dari batuan kalsedon dan merupakan teknologi yang dihasilkan oleh Homo erectus.

    Begitu pula artefak alat penusuk dari tulang belulang binatang besar yang melengkapi koleksi hasil budaya zaman Paleolothikum. Kapak persegi mewakili kebudayaan dari zaman Mezolithikum dan merupakan teknologi yang digunakan oleh Homo sapiens modern.

    Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas melaksanakan penelitian, pelestarian dan pemanfaatan Situs Sangiran dan situs-situs sejenis lainnya.

    Kekayaan potensi Situs Sangiran diakui oleh dunia karena separuh dari jumlah populasi temuan fosil Homo erectus di dunia berasal dari Situs Sangiran dan situs di sekitarnya. Situs Sangiran mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO dengan judul ‘The Sangiran Early Man Site’ pada tahun 1996. (hendro d. laksono | foto : istimewa)

    event surabaya featured house of sampoerna manusia purba pameran surabaya unesco
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.