Francophonie Day atau perayaan bahasa Prancis dikemas dengan musikalitas musisi frankofon berbakat oleh Institut Francais Indonesia (IFI) di Atrium Surabaya Town Square. Sebut saja Alif Naaba musisi asal afrika yang pernah terpilih sebagai Seniman Terbaik Burkina Faso pada 2014 mampu mengajak penontonnya berdendang dengan gayanya yang ritmis dan mediatif.
Bersama tiga rekannya, Alif Naaba tampil dengan genre world music dihadapan puluhan penonton yang datang malam itu. Disamping itu, sejumlah grup musik berbakat asal Surabaya dan Malang turut berbagi panggung dengan musisi yang pernah menyabet penghargaan ‘Visa pour la Creation 2012’ dari Kementerian Luar Negeri Prancis dan Institut Prancis ini, yaitu : Taman nada, Halaman Pengelana, DJ Kylko dan Atlesta.
Kala itu Alif Naaba menampilkan semesta musiknya dengan lirik berbahasa Moore, bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di Burkina Faso. Beberapa lagu yang dibawakannya pun diambil dari album terbaru yang tercipta ketika ia melakukan perjalanan dari Paris menuju Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, negeri asalnya.
Penyanyi sekaligus pengarang lagu ini dibesarkan dalam buaian nyanyian tradisional sang ibu, musik nya merupakan percampuran dari berbagai ritme tradisional Burkina Faso. Genre musik pop-folk dan musik tradisional Moagha menjadi ramuan musiknya selama ini.
Kota Surabaya menjadi aksi panggung pertama Alif Naaba di Indonesia, setelah Vietnam dan Brunei Darussalam dalam tur Asia yang dilakukannya, sebelum menggelar acara serupa di kota-kota besar lainnya. Seperti Makasar (31 Maret), Yogyakarta (2 April) dan Bandung (4 April) mendatang.
Selain konser musik meriah Alif Naaba dan beberapa band asal Surabaya, perayaan Francophonie juga di ramaikan dengan beragam stand jajanan dan aksesories serta stand IFI Surabaya.
Keramaian francophonie day ini terlihat sejak siang hari, antusias masyarakat untuk memotret dan berdiri di depan panggung menikmati musik yang dibawakan Alif Naaba bersama 3 rekannya saat melakukan chek sound.
FrancophonieDay yang diadakan setiap tahun secara Internasional ini dianggap sangat penting. Alif Naaba sebagai pemakai bahasa resmi Prancis asal Burkina Faso menyatakan,”berkat bahasa Prancis, Senegal dan Burkina Faso sebagai contoh negara yang notabene adalah koloni Francais, bisa dengan mudah berkomunikasi, dan hal ini dapat memperkaya kebudayaan mereka”, Ujar Alif Naaba yang kala itu mengutarakannya lewat bahasa Prancis.
“Dengan begitu ia berharap setiap perayaan francophonie bisa menyatukan semua orang yang mencintai bahasa Prancis, sekalipun mereka pada kenyatannya punya latar belakang yang berbeda”, Imbuhnya.
naskah | foto: rangga yudhistira