Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Seni Budaya»Limpah Ruah Manganan
    Seni Budaya

    Limpah Ruah Manganan

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman20 August 2011
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Budaya yang sampai saat ini terpelihara sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah dari Sang Kuasa, tertuang dalam sedekah bumi atau nyadran. Di Bojonegoro sendiri masyarakatnya menyebut tradisi seperti ini adalah tradisi Manganan, sebagai kearifan lokal yang terpelihara sampai saat ini.

    Manganan, adalah kegiatan berkumpul pada sebuah tepat di desa yang dianggap paling baik atau sakral. Tempat-tempat itu cerita tersendiri. Mulai dari sendang yang memiliki pohon besar dengan air yang melimpah, di area pemakaman leluhur yang dituakan atau dan tak jarang Mangan juga di gelar di
    dibalai desa atau rumah ketua Kampung, seorang Kamituwo atau di rumah Kepala desa setempat.

    Inilah Manganan, sebuah rakyat sebuah ungkapan syukur yang digelar orang-orang Dusun Mekarah dan Dusun Karang Turi, Desa Sidobandung, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pada awal Juli lalu tepat Selasa Wage diperingati sebagai manganan, dan seluruh aktifitas harian penduduk berhenti total demi ritual ini.

    Sebab manganan bumi bagi penduduk desa di jawa dianggap sebagai hari raya ketiga setalah idul fitri dan idul adha. Terang saja pada pada hari itu menu makanan akan sangat berlimpah, begitu juga jajanan khas desa. Berbagai orang tua, muda dan anak-anak datang berbondong-bondong memenuhi tempat yang digunakan menggelar makanan dengan membawa makan jajan, panggang ayam dan jenis makanan yang menjadi khas.

    Prosesi pertama, adalah dengan menggelar tahlil, ngaji dan doa bersama yang dipimpin sorang ulama setempat. Sementara penduduk desa yang laki-laki melakukan prosesi ngaji dan doa bersama, penduduk perempuan, mulai ibu-ibu, nenek-nek dan para remajanya berdatangan, dengan membawa bakul berisi jajan dan makanan.

    Acara ngaji dan doa bersama diikuti dengan sangat khidmat mereka tertata rapi memanjang dengan saling berhadapan. Penduduk wanita terus berdatangan dengan membawa jajan dan makanan khas desa. Jajan dan makanan di keluarkan dari bakul ibu-ibu. Dikelompokkan pada jenis makanan yang sama, di gelar di atas daun pisang untuk kemudian dibagi lagi dengan rata. Setelah itu mereka melakukan tradisi makan bersama dengan guyub.

    Kepala Desa, H. Sukijan, usai manganan menjelaskan kepada seluruh penduduk desa. Yakni proses yang paling penting dari kegiatan ini adalah Wedar Sabdo. Di mana diceritakannya asal usul Dusun Makarah dan Dusun Karang Turi oleh sesepuh desa. Asal susul desa hingga desa ini ditempati oleh penduduk dan berkembang hingga seperti saat ini.

    Sesepuh desa yang ditunjuk akan bercerita penajng lebar tentang desa ini pada masa-masa awal sebelum tanah Sidobandung dihuni oleh anak manusia. Hal ini sangat penting sebab ini akan menjadi semangat yang menginspirasi para penduduk untuk berjuang terus di masa yang kan datang dengan nilai-nilai luhur yang telah di tanam oleh para leluhu sehingga bisa digunakan sebagai modal untuk membangun desa ini sehingga maju sampai saat ini.

    Setelah tradisi pagi hari ini, kegiatan ini dilanjutkan malam harinya dengan berbagai hiburan rakyat. Seperti tayub, ketoprak, wayang, dan masih banyak lagi. “Ini merupakan upaya dari kami untuk melestarikan budaya leluhur,” tukas Sukijan.

    Dusun Mekarah, Dusun karang Turi, daerah Sidobandung ini kedepannya akan selalu menggelar Mangan sebagai ungkapan rasa syukur warganya sampai kapanpun. Sebagai bentuk rasa syukur pada anugerah Sang Kuasa. (naskah/foto: prawoto)

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    Artjapada: Pameran Seni Rupa di Lumajang, Merangkul Masa Kini dan Masa Depan

    30 December 2024
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.