Institute Française Indonesia (IFI) akan menggelar Festival Seni Budaya Perancis atau Printemps Française di 11 kota di Indonesia. Diantaranya Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Salatiga, Surabaya, Malang, Jombang, Bali, Medan, Padang dan Pontianak.
Untuk perayaan ke-11 tahun ini, Printemps Française mengusung tema Musim Semi. Rencananya, akan digelar mulai 15 Mei sampai 16 Juni mendatang. Dalam konfrensi pers yang diadakan Selasa (12/5) tadi, IFI menyiapkan delapan pagelaran karya dari kolaborasi seniman Indonesia dan Prancis.
Selain itu akan ada pertemuan seni tradisi Indonesia dan Prancis yang terangkum dalam pertunjukan Punakawan, tokoh pewayangan Jawa dengan boneka tangan Prancis, Gignol dan Grup Musik Sarasvati dari Indonesia dengan Gran Kino asal Prancis. Tak hanya itu, seniman asal Surabaya seperti String Orchestra of Surabaya, Agus Koecink, dan Jenny Lee akan turut unjuk karya di Printemps Française.
Delapan pagelaran karya itu akan dilaksanakan di hari dan tempat yang berbeda;
16 Mei – Pameran foto karya Yannick Cormier di Ciputra World. Pameran ini sekaligus melengkapi rangkaian acara Festifal Foto Surabaya.
18 Mei – Konser Pembuka Festival Printemps Française 2015 oleh String Orchestra of Surabaya, pukul 18.45 di Ballroom Sheraton Surabaya Hotel dan Towers Jalan Embong Malang 25-31 Surabaya. Pertunjukan orkestra ini akan membawakan beberapa karya komposer Prancis dari era Barok dan Romantik, mulai dari Debussy, Offenbach sampai Bizet.
20 sampai 27 Mei – Pameran lukisan karya Agus Koecink dan Jenny lee, pasangan seniman asal Surabaya yang pernah berkiprah di Prancis. Mereka yang biasa menampilkan gaya kontemporer, namun tetap kental dengan tradisi Indonesia tersebut akan membuat beberapa lukisan dengan gaya lugu, yang mengingatkan kita pada Chagall (seorang pelukis berkebangsaan Rusia-Belarus). Karya-karyanya dapat anda nikmati di Galeri AJBS Jalan Ratna 14, Surabaya.
1 Juni – Seni Sirkus Kontemporer Jonglerie Champêtre oleh Vincent de Lavénerè berlangsung pada pukul 13.00 di Kampus Universitas Narotama Jalan Arif Rahman Hakim 51 Surabaya. Dalam pertunjukannya nanti Vincent akan mempersembahkan dua pertunjukan sekaligus. yaitu Jonglerie Champêtre, yaitu permainan sulap yang diharmonisasikan dengan iringan sebuah instrumen musik dan mengerincing bola-bola, dan Chemin Jonglant, yaitu perjalanan imajiner antara Prancis dan Laos yang diiringi lagu-lagu abad pertengahan dan zaman barok.
3 Juni – Sarasvati dan Grand Kino akan berkolaborasi mengeksplor sebuah naskah kuno Sunda berusia 600 tahun berjudul Bujangga Manik. Melalui puisi lirik tentang pencarian kebahagiaan ini, mereka mengajak kita berkelana dalam sebuah perjalanan puitis melalui harmonisasi sastra dan musik di Atrium Sutos Surabaya.
9 Juni – Pagelaran musik klasik di Ballroom Sheraton Hotel and Towers. Penampilan Ensemble Trilien bermaksud membawa suasana musim semi kembali ke abad-20, dengan mempersembahkan karya-karya Henri Tomasi, Jacquea Ibert, Darius Milhaud, Alexandre Tansam dan George Auric.
13 Juni – Teater Boneka dan Musik Tradisonal Guignols Rencontre Les Punakawan. pertunjukan boneka Indonesia dan Prancis ini disajikan dengan warna baru. Keunikan datang dari pertemuan Guinol yang realistis dengan Semar yang punya kekuatan gaib. Pertunjukan kolaborasi budaya ini akan ditampilkan di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur pukul 15.00.
Dan perayaan festival musim semi yang terakhir pada tanggal 16 Juni nanti, ditutup dengan pertunjukan Tari Hip-Hop Standards oleh kelompok tari Dernière Minute di Ballroom Sheraton Surabaya Hotel and towers. Seluruh rangkaian acara Printemps Française bisa dinikmati umum, terutama masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang ingin turut serta berpartisipasi.
naskah : pipit maulidiya | foto : istimewa