Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Seni Budaya»Keelokan Budaya Ampyang, Kacang Cino Gulo Jowo
    Seni Budaya

    Keelokan Budaya Ampyang, Kacang Cino Gulo Jowo

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman27 May 2016
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Paduan budaya lokal dan asing telah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia sejak dulu. Dalam kurun waktu itu, terjadi asimilasi dan akulturasi yang selain menjaga keutuhan budaya lokal, juga memunculkan budaya baru yang cantik dan unik.

    Proses yang dibarengi dengan semangat toleransi ini melatarbelakangi Hari Yong Condro, fotografer senior Surabaya, menggabungkan empat seniman Surabaya dari berbagai profesi, arsitek, crafter, graphic designer, dan interior designer, menggelar pameran seni bertajuk ‘Ampyang, Kacang Cino Gulo Jowo’, di Galeri House of Sampoerna, 27 Mei hingga 18 Juni 2016 di Galeri House of Sampoerna.

    Tema Ampyang diambil dari nama jajanan khas Surabaya yang terbuat dari Kacang Cina dan Gula Jawa (Gula Kacang). Nama ini kemudian jadi sebutan anak hasil pernikahan campuran antara Tionghoa dan Jawa.

    Inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi empat seniman untuk menghasilkan beragam karya seni dengan gaya goresan dan media yang berbeda. Lukisan tinta cina, sketsa lingkungan (urban sketching), lukis cat air dan lukis scribble (coretan).

    Penggambaran akulturasi budaya yang tumbuh dalam kehidupan sehari-hari tampak dalam 20 karya yang ditampilkan. Aloysius Erwin, arsitek dan dosen, mengangkat bangunan cagar budaya dan kota tua dalam aliran urban sketching. Sedangkan BG Fabiola Natasha yang berlatarbelakang seorang graphic designer, menggunakan tinta cina sebagai media untuk memvisualisasikan beberapa dolanan rakyat dan kesenian Indonesia pada kertas phi zhi.

    Tidak kalah menawan karya dari Nani Wijaya, yang kesehariannya adalah seorang crafter, menuangkan pemikiran akulturasi dalam media cat air diatas kayu, kertas dan polycarbonate. Dalam karyanya, Nani membawa pesan tentang tokoh Gesang dan bakmi. Lalu pakar scribble dan dosen interior design, Rachmad Priyandoko, memilih menggunakan kawat, kap mobil, mika dan papan whiteboard untuk mengimajinasikan punakawan.

    “Akulturasi sesungguhnya selesai dan terus berlangsung lewat karya-karya empat perupa ini. Apa yang dituangkan empat perupa ini bukan lagi sekadar ajakan memahami akulturasi dalam seni, karena kita terus menjadi human being yang berkembang secara jiwa dan raga,” jelas Heti Palestina Yunani, perupa sekaligus pemerhati seni Surabaya.

    Ditambahkan, proses akulturasi dalam diri mereka juga ia anggap selesai karena sejatinya tak ada lagi yang asing dalam diri mereka untuk disatukan dalam kehidupan. “Keempatnya sudah memiliki kebudayaan itu secara ‘ampyang’ alias paduan lekat antara kacang cino gulo Jowo, dari proses panjang sebelumnya, begitu juga kita sekarang bersama-sama” ujarnya. (foto : istimewa)

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    Artjapada: Pameran Seni Rupa di Lumajang, Merangkul Masa Kini dan Masa Depan

    30 December 2024
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.