Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Traveling»Jelajah Situs Purba di Trinil
    Traveling

    Jelajah Situs Purba di Trinil

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman9 July 2009Updated:1 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Ratusan tahun silam di Tanah Jawa, tepatnya di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, sebuah sejarah besar tentang manusia purba terkuak.

    Dari penggalian yang dilakukan Eugene Dubois, seorang dokter berkebangsaan Belanda ditemukan beberapa pecahan batu. Mulai dari gigi geraham, tulang paha, tengkorak manusia purba dan binatang.

    Upaya Dubois tidak bisa dibilang asal-asalan. Dirinya waktu itu, tertantang dengan teori Human Origin, yang dikemukakan Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam teori itu menyatakan bahwa manusia ini berasal dari evolusi kera.

    Berdasar teori Human Origin, Dubois meninggalkan negeri kincir angin menuju Indonesia pada tahun 1887. Selain itu ada dua alasan yang dijadikan acuannya kali ini. Pertama, berdasarkan buku The Descent of Man, menceritakan bahwa nenek moyang manusia seharusnya hidup di daerah tropis. Karena manusia purba sudah kehilangan bulu selama perkembangannya.

    Alasan kedua, di Hindia-Belanda (Indonesia) banyak gua-gua, jadi tak mustahil akan ditemui fosil-fosil atau bekas kehidupan manusia purba.

    Beberapa teori dan alasan itulah Eugene Dubois, bertekad untuk membuktikan penelitiannya dengan menggali di beberapa daerah. Khususnya yang ada di Pulau Jawa di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Namun, sebelumnya Dubois meneliti di Payah Kumbuh, Sumatera, tahun 1887.

    Pada tahun 1891 Eugène Dubois, yang adalah seorang ahli anatomi menemukan bekas manusia purba pertama di luar Eropa yaitu spesimen manusia Jawa. Pada 1893 Dubois menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus erectus serta fosil hewan dan tumbuhan purba lain.

    Menurut penjelasan Indro Waluyo, Ketua penanggung jawab Museum Trinil, Ngawi, penggalian Dubois saat itu di sepanjang muara sungai, tepatnya di Desa Kawu, Desa Ngancar, dan Desa Gemarang. “Tiga tempat itulah yang menjadi penggalian manusia purba,” kata pria berusia 52 tahun ini.

    Di samping itu, papar Indro lagi, keberadaan ketiga desa itu yang berada di pinggiran aliran sungai. Sehingga disebut dengan istilah Trinil. Yang konon, artinya tiga desa di muara Sungai Bengawan Solo.

    Museum
    Untuk mempelajari fosil-fosil manusia purba, dari semua penelitian dan penggalian yang dilakukan Dubois. Maka, dibuatlah replika fosil manusia purba yang kini disimpan di dalam sebuah museum. Sedangkan fosil yang asli dibawa dan disimpan di Belanda.

    Indro Waluyo menjelaskan kembali, jika semua fosil yang ada di dalam museum adalah replika belaka. Yang mana terbuat dari bahan fiberglass (atom) dengan patokan ukuran dan bentuknya menyerupai asli.

    Hingga kini museum itu dikenal dengan Museum Trinil, berlokasi di Dukuh Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur. Atau kurang lebih 13 kilometer arah barat pusat kota Ngawi.

    Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Sayang sekali di jalan arteri yang bisa menjadi petunjuk utama, tidak ada satupun patokan yang bisa mengarahkan kita ke Museum.

    Museum yang berdiri di atas lahan seluas 3 hektar itu, diresmikan Gubernur Jatim Soelarso, pada 20 Nopember 1991. Kini di bawah kelolah Balai Pelestarian Purbakala (BP-3) Trowulan, Mojokerto. Dan situs ini dibangun atas prakarsa dari Teuku Jacob, seorang ahli antropologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah, kurang lebih 1 juta tahun yang lalu. Situs ini sangat penting sebab di sini selain ditemukan data manusia purba, juga tersimpan bukti konkrit tentang lingkungannya, baik flora maupun faunanya.

    Masuk ke dalam museum terdapat ruangan yang dipenuhi dengan tulang-tulang manusia purba. Antara lain fosil tengkorak manusia purba (Phitecantropus Erectus Cranium, Karang Tengah Ngawi), fosil tengkorak manusia purba (Pithecantropus Erectus Cranium Trinil Area), fosil tulang rahang bawah macan (Felis Tigris Mandi Bula Trinil Area), fosil gigi geraham atas gajah (Stegodon Trigonocephalus Upper Molar Trinil Area), fosil tulang paha manusia purba (Phitecantropus Erectus Femur Trinil Area), fosil tanduk kerbau (Bubalus Palaeokerabau Horn Trinil Area), fosil tanduk banteng (Bibos Palaeosondaicus Horn Trinil Area) dan fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus Ivory Trinil Area).

    Disamping itu masih ada beberapa fosil tengkorak Australopithecus Afrinacus, Cranium Taung Bostwana Afrika Selatan, Homo Neanderthalensis Cranium Neander Dusseldorf Jerman dan Homo Sapiens Cranium.
    Selain fosil-fosil tengkorak yang telah disebutkan, hal menarik lainnya adanya sebuah tugu tempat penemuan manusia purba. Dulu tak banyak orang tahu akan makna tugu itu, bahkan kemungkinan besar bisa rusak kalau tidak dpelihara oleh seorang sukarelawan yang ada di sana.

    Di tugu putih yang ada di pojok museum itu bertuliskan P.E. 175M.ONO 1891/93. Tulisan itu menjelaskan titik pengamatan dari arah penggalian Pithecantropus Erectus di Sungai Bengawan Solo, dengan jarak 175 meter arah timur laut pada tahun 1891/93.

    Fasilitas
    Sebagai salah satu tempat wisata minat khusus, dalam hal ini cagar budaya. Museum Trinil saat ini telah didukung beberapa fasilitas penunjang yang diperuntukkan bagi wisatawan.

    Seperti ada lahan parkir yang luas, pendopo, kantor informasi, tempat istirahat bagi tamu yang ingin mengadakan penelitian beberapa hari, tempat makan, mushola, dan masih banyak fasilitas menarik lainnya.

    Dari keterangan Suryono, staf penjaga museum pada EastJava Traveler mengatakan karena museum ini adalah tempat studi yang sangat penting. Maka, tidak boleh sembarangan orang yang datang ke sini. “Jadi tujuan mereka benar untuk penelitian atau sekadar mencari informasi tentang arti museum,” imbuh pria berusia 35 tahun ini.

    Mengetahui kelengkapan wawasan yang dapat diperoleh. Juga didukung sarana dan fasilitas yang begitu memadai, tak salah bila pengunjung yang datang ke sana cukup banyak. Salah satunya M. Irfan, 33 tahun, pengunjung asal Solo. Dia mengaku datang ke museum ini untuk mengetahui detail cerita penemuan manusia purba. “Selain itu untuk mendapatkan nuansa rekreasi yang berbeda saja,” tambahnya.

    Untuk pengunjung yang datang ke museum, Suryono menambahkan jika jumlah yang berkunjung ke museum setiap akhir pekan bisa dibilang selalu meningkat.

    Bahkan menurut Indro Waluyo, mereka tak hanya datang dari dalam kota saja. Tapi ada yang dari luar kota bahkan luar negeri. Kalau luar kota ada yang datang dari Surabaya, Gresik, Jombang, Kediri, Nganjuk, Madiun, Magetan, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan masih banyak lainnya.

    Sedangkan wisatawan asing yang datang ke sini. Antara lain dari Jepang, Prancis, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara luar lainnya. “Mereka terkadang menginap sampai tiga hari di sini, untuk melakukan penelitian yang mendalam,” tukas Indro.

    naskah : m. ridloi | foto : wt atmojo

    east java east java attractions east java travel
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Liburan Imlek 2025, Pemkot Surabaya Siapkan Beragam Kegiatan Menarik di Kebun Raya Mangrove

    26 January 2025

    Stasiun Banyuwangi Kota Tampil dengan Sentuhan Arsitektur Osing

    7 January 2025

    Mahasiswa UNAIR Juara Pertama di Kompetisi BIP BCA, Angkat Potensi Kampung Lontong Surabaya

    22 November 2024

    5 Comments

    1. rahma on 8 December 2009 12:39

      gak nyang ka masih ada……. orang purba

    2. wirawan on 25 May 2010 08:45

      paturt disyukuri dengan penemuan fosil manusia purba tersebut karena menunjukkan bahwa tanah Jawa merupakan salah satu tanah yang sudah lama ada dan dihuni oleh manusia. hanya sekarang peradaban bangsa Indonesia harus lebih maju dari negara lain jangan hanya pembangunan pada satu titik, saya salut dengan ucapan maaf dari mantan Wapres Jusuf Kala yang menyatakan belum berhasil mengentaskan kemiskinan setelah menonton film bangsa yang lucu, hehehehe

    3. PITA on 16 April 2012 12:30

      Di desa cupo, Grudo, Ngawi, RT 3/ RW 2, juga ditemukan fosil purba sudah di laporkan ke DISPORA Kab. Ngawi, namun sampai sekarang belum di teliti, baru di datangi pegawainya saja. Semoga terbukti fosil purba jenis baru.

    4. puja widya on 25 February 2013 12:10

      sudah tidak ada lagi manusia purba di masa modern ini

    5. ktttttttttttttt on 28 September 2013 14:47

      ya harussssssssssssss di jaga lah

    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.