Untuk mengisi kemeriahan di ajang pameran Indonesia Product Expo (INAPRO Expo) 2021, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkesempatan menyampaikan wawasannya terkait peran pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Timur agar terus eksis dan tumbuh semakin maju.
Dihadapan peserta pameran, Wagub Emil menyampaikan dua cara penting yang harus dilakukan dalam mendukung bangkitnya perekonomian Jatim pada 2022 mendatang.
“Kita harus memulai tahun 2022 dengan perekonomian yang lebih baik. Dan hasil neraca perdagangan di tahun 2021 mendukung keoptimisan ini,” ujar Wagub Emil saat menjadi narasumber di ajang Pameran INAPRO Expo 2021 bertema Local Product to Global Market yang digelar di Convention Center Grand City Surabaya, Jumat (26/11) malam.
Menurut Emil, langkah pertama yang harus dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah dengan memberikan value added terhadap produk-produk yang dihasilkan.
“Kita bukan provinsi yang wilayahnya berlebih untuk dibagi, maka kita harus cari value added,” sebut Emil.
Langkah tersebut dapat dilakukan dengan tidak bergantung pada sumber daya yang dimiliki di Jawa Timur. Tetapi bisa mengimpor sumber daya dari provinsi lain atau luar negeri, lalu mengolahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah. Cara tersebut dinilai sebagai satu cara utama untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan melakukan substitusi impor.
“Banyak impor bukan membeli barang untuk konsumsi, tetapi membeli bahan baku untuk diolah,” jelasnya.
“Ini agar tergantung juga pada sumber daya kita untuk memproduksi sesuatu, tetapi mencari cara kreatif untuk mendapat sumber daya dan menjualnya kembali ke luar dengan nilai tambah,” imbuh Emil.
Ia mencontohkan, bahwa nilai tambah tersebut dapat pula diberikan melalui unsur ekstrinsik nya. Salah satunya dengan memberikan nilai tambah industri lewat kemasan atau packaging yang menarik.
Selain value added terhadap produk-produk yang dihasilkan, langkah kedua adalah dengan menggali potensi pasar ekspor. Hal tersebut, menurut Emil bukan tanpa sebab. Pasalnya, berdasarkan data BPS Jatim, ekspor non-migas Jatim per Oktober 2021 mencapai angka 95,28 persen. Dimana ekspor Jatim mampu menjangkau pasar ASEAN hingga Uni-Eropa.
“Dengan digitalisasi, kini terbuka peluang yang lebih besar. Sehingga, selepas kurasi dan riset pasar secara digital melalui marketplace, maka harus dilakukan riset secara menyeluruh,” ujarnya.
Emil pun mengimbau, agar para pelaku UMKM Jatim dapat sukses dalam segi ekspor. Termasuk di bidang riset terkait pasar negara yang ditarget, utamanya menyangkut supply and demand. Dirinya meminta agar hal tersebut harus betul-betul diperhatikan.
“Kalau kita bicara ekspor, kita harus paham pasarnya di mana dan bagaimana. Kita harus melakukan market testing dan market research ke negara-negara lain, apabila kita ingin melakukan penetrasi ke pasar internasional,” sebutnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu pun menekankan, bahwa upaya riset pasar dapat membuka peluang baru untuk menembus pasar internasional dengan produk-produk yang tidak mainstream.
“Kita juga bisa melihat bagaimana kita mampu menembus pasar non-tradisional dengan produk yang kontinyu dan anti-mainstream,” jelas Emil.
Dirinya kembali menjelaskan, bahwa beberapa poin penting juga harus diperhatikan oleh para pelaku UMKM jika ingin ekspornya hingga membuahkan hasil dan berkelanjutan. Yakni melakukan standarisasi produk, target pasar, penguatan produk dan pengenalan pasar.
Dengan kesemuanya ini, Wagub Emil berharap, para pelaku UMKM Jatim dapat semakin menguatkan kontribusinya pada perekonomian Jatim. Yakni memulai dengan grafik ekonomi yang lebih baik pada 2022 mendatang.
“Kita harus menyalurkan dan menguatkan kemampuan UMKM Jatim agar menghasilkan energi yang sesuai. Kami optimis di tahun 2022, ini bisa benar-benar membawa hasil yang nyata,” harapnya.