Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Traveling»Gelora Budaya Sang Pujangga
    Traveling

    Gelora Budaya Sang Pujangga

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman18 February 2010Updated:1 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Relung masa terus bergulir, seiring derasnya terpaan zaman. Meski kadang tertahan, nilai luhur seni dan budaya nusantara terus terpancar. Salah satunya, dari Museum Mpu Tantular.

    Galeri Von Faber salah satu ruangan di Museum Mpu Tantular siang itu nampak ramai. Puluhan orang, baik yang berseragam dinas pemerintahan, dan beberapa seniman bergegas mengusung arca-arca dan benda-benda seni ke dalam galeri tersebut.

    Benda-benda bersejarah itu sengaja dipindahkan dari ruang Majapahit (tempat pameran tetap) ke galeri Von Faber, sebuah ruang yang didesain untuk acara pertunjukan seni dan budaya. Memang keesokan paginya di tempat ini diadakan seminar dan pameran kesenian Misteri di Balik Sketsa Jiwa dan Energi.

    Para seniman berkumpul guna berembuk persoalan magis dari lembar demi lembar gambar yang mengandung nilai seni. Semua ditujukan demi melestarikan eksistensi budaya leluhur. Aktifitas itulah yang dapat disuguhkan, sebagai kedudukan fungsional lainnya dari museum yang kini terletak di Jalan Buduran Sidoarjo itu.

    Bahkan, bukan hanya itu saja kelestarian seni dan budaya dikembangkan. Edi Irianto, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Museum Mpu Tantular menuturkan, sebelumnya seringkali diadakan kegiatan kesenian dan kebudayaan, tentu dengan tidak menyampingkan aspek edukatifnya. “Biasanya para pelajar maupun masyarakat umum memanfaatkan alat-alat tradisional yang ada di dalam museum, seperti dakon dan gamelan, untuk berlatih serta bermain,” katanya.

    Seiring bergulirnya masa, Edi menambahkan kedepannya museum ini jika dilihat ada nilai positif dari unsur wisata, seni dan budaya, khususnya bagi masyarakat umum. “Kami pun sangat berobsesi untuk menjadikan tempat ini sebagai sarana wisata, seni dan budaya,” tukas pria berusia 45 tahun itu.

    Kedudukan museum ini sebagai sentra seni dan budaya memang masih di-godok oleh instansi terkait, dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur bersama dengan Dinas Pariwisata Jawa Timur. Mengenai hal ini, Harun, Kepala Dinas Pariwisata Jatim mengatakan, kalau dilihat dari sisi budayanya memiliki potensi yang tinggi bagi pariwisata, maka kedepannya museum ini akan dikelolah lebih baik dengan tujuan mendongkrak minat wisatawan Jawa Timur.

    Von Faber
    Berdirinya Stedelijk Historich Museum Surabaya yang didirikan, Von Faber, kolektor berkebangsaan Jerman yang sudah menjadi warga Surabaya, merupakan awal mula berdirinya Museum Mpu Tantular.

    Usaha Von Faber mendirikan museum tersebut telah dirintis sejak 1922, tetapi baru tahun 1933 baru dapat terwujud. Sedangkan pembukaannya secara resmi dilaksanakan pada 25 Juni 1937.

    Sebelum bernama Mpu Tantular, museum ini berganti nama dari Stedelijk Historich Museum Surabaya menjadi Museum Jawa Timur pada tahun 1972. Kemudian pada 1 November 1974 resmi berganti nama menjadi Mpu Tantular.

    Lagi-lagi dengan iktikad awal sebagai wujud apresiasi seni dan budaya. Demi mengabadikan dan berharap berkah dari seorang pujangga besar Kerajaan Majapahit, sekaligus pengarang kitab Arjunawijaya dan Sutasoma. Di tahun itulah museum tersebut diberi nama Museum Mpu Tantular.

    Lokasi Museum
    Mengenai lokasi Museum Mpu Tantular boleh dibilang berpindah-pindah tempat. Pada mulanya bertempat di Raadhius Ketabang, kemudian pindah di Jalan Tegalsari di rumah janda Han Tjiong King. Setelah itu berpindah ke Jalan Pemuda 3 Surabaya (sekarang SMU Trimurti), dan berikutnya pindah lagi ke Jalan Taman Mayangkara 6 Surabaya. Selanjutnya pada 14 Mei 2004 menempati lokasi tetap di Jalan Raya Buduran (Barat Jembatan Layang, Buduran, Sidoarjo).

    naskah : m. ridlo’i | foto : mamik w

    east java east java travel east java traveler jawa timur mpu tantular ms media publishing museum museum mpu tantular sidoarjo wisata jawa timur
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Liburan Imlek 2025, Pemkot Surabaya Siapkan Beragam Kegiatan Menarik di Kebun Raya Mangrove

    26 January 2025

    Stasiun Banyuwangi Kota Tampil dengan Sentuhan Arsitektur Osing

    7 January 2025

    Mahasiswa UNAIR Juara Pertama di Kompetisi BIP BCA, Angkat Potensi Kampung Lontong Surabaya

    22 November 2024
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.