Dalam bayang imaginer seorang Nuzurlis Koto, botol memiliki fisik, sifat, maupun dinamika tak ubahnya seorang manusia. Ketertarikan sosok manusia sekaligus bentuk kejenuhan atas potret manusia yang acapkali terbatas pada fisik yang proporsif saja mendorong Nuzurlis melahirkan berbagai wujud botol dengan bentuk yang tidak lazim. Hal inilah yang coba diungkapkan Nuzurlis Koto, seorang seniman keramik asal Surabaya, melalui pameran tunggalnya yang bertajuk Aku dan Botol yang berlangsung Tanggal 09 Maret hingga 08 April 2012 mendatang di Galeri Seni House of Sampoerna, Surabaya.
Sebanyak 30 botol dalam bentuk yang beragam dihadirkan dalam pameran ini. Salah satu karya yang botol berjudul Pipih Mengalir (2007) memiliki berbentuk pipih dengan aksen cairan beku yang mengalir di seluruh permukaan botol untuk, karya ini menggambarkan cerita tentang wujud interaksi antar manusia yang saling terjalin dan melahirkan daya tarik menarik yang sama kuat hingga meninggalkan bekas. Beberapa botol lainnya ada pula yang mengekspresikan perasaan Nuzurlis saat proses pembuatan karya seniman yang juga aktif sebagai dosen ini.
Sebelum memutuskan fokus sebagai seniman keramik, Nuzurlis sempat menjajal dunia seni lukis dengan mengikuti pameran lukisan di Malang, Surabaya, dan Jakarta pada tahun 1969. Baru di tahun 1977, pria kelahiran Lasi, Bukittinggi ini memulai karirnya sebagai seniman keramik. Kini, kesibukan pria yang 15 Agustus mendatang genap berusia 66 tahun ini diisi dengan mengajar sebagai dosen keramik di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKW) yang sudah dilakoni sejak tahun 1986.
Menurut Nuzurlis, seni keramik memiliki dua prinsip dasar yaitu ide dan perwujudan. Aspek ide menjadi elemen yang mendasari keseluruhan terbentuknya wujud karya itu sendiri baik secara filsafati atau psikologis (form). “Aspek wujud (shape) terlihat dari body keramik yang mana secara teknis bisa dibentuk dengan menggunakan cetak tuang, putar, pilin, bahkan kombinasi dari berbagai teknik yang berbeda,” jelas Nuzurlis. Selain itu, dia juga menambahkan, pada dasarnya botol adalah hal netral yang berarti bisa menyukai atau tak menyukai. naskah : frannoto | foto : dok