Ada yang beda disalahsatu sudut perumahan Margorejo, Kecamatan Wonocolo Surabaya. Terlihat rombongan ibu-ibu turun dari mobil menuju ke sebuah rumah bernomer 143, tepat di depan Asrama Transmigrasi. Sebuah rumah dengan cat warna putih berplakat ukiran kayu “Rumah Batik”.
Setelah sebelumnya beroperasi di Jalan Tambak Dukuh gang 1 no 4, galeri yang penuh dengan batik tulis produksi masyarakat Jawa Timur ini, memang biasa dikunjungi. Mulai dari ibu-ibu arisan, sampai pelajar dan mahasiswa. Tak lain karena Galeri Rumah Batik menyediakan berbagai macam kebutuhan soal batik. Mulai dari lembaran kain, baju, tas, sandal batik, sampai kursus membatik.
Batik koleksi Rumah Batik diambil langsung dari tempat produksinya, dengan total 16 kota di Jawa Timur. Seperti Surabaya, Madura, Bojonegoro, Jombang, dan lain-lain
Galeri yang diresmikan Imam Utomo S, Gubernur Jawa Timur sejak 14 Mei 2008 ini, sudah jadi rujukan untuk peminat batik yang sedang berkunjung ke Surabaya. Mulai dari lokal sampai internasional.
“Kita sering kedatangan wisatawan asing, ada yang mendapat info dari kedutaan Jepang. Kebetulan, kami kenal baik dengan beliau. Ada juga yang berdasarkan program kerja sama, dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya,” jelas Syarif Usman (34), pemilik Rumah Batik.
Selain beragam batik yang ditawarkan, hal unik lainnya terdapat pada kelas membatik. Di depan halaman Rumah Batik, sengaja digunakan sebagai area kursus membatik. Kelas dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, kelas sehari atau sekali datang dengan biaya Rp 75rb, pengunjung bisa kursus membatik sapu tangan. Kedua, kelas tiga hari dengan biaya 250rb, untuk kursus membatik taplak meja. Dan ketiga, kelas tujuh hari dengan biaya Rp 500rb, untuk membatik kain sepanjag dua meter. “Semua itu kursus bagi pemula, tiap harinya hanya menghabiskan waktu tiga jam,” tambah Usman.
Buka setiap hari, mulai pukul 09.00 sampai 20.00 WIB, harga batik tulis di galeri ini menjangkau pasar menengah ke atas. Dengan harga mulai dari Rp 100rb sampai Rp 4 juta rupiah.
naskah dan foto : pipit maulidiya