Live music akhirnya hadir kembali tahun ini di IFI Surabaya sehubungan dengan perayaan musik ala Prancis yang bernama ‘Fête de la Musique’.
Pada tahun ini, IFI menyelenggarakan konser di ruang terbuka dalam rangka merayakan Fête de la Musique, sebuah acara yang muncul di Prancis sejak 40 tahun yang lalu ,dan sekarang telah dirayakan di lebih dari 120 negara.
Hampir 200 orang datang ke komplek AJBS untuk menghadiri konser gratis yang diadakan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022, dengan dukungan dari Xperia Collaborative Space, Hotel Majapahit, UNO Entertainmen dan banyak sponsor lainnya. Di antara para tamu VIP, hadir Charlotte Esnou, Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, dan Bapak Han Jayanata, Konsulat Kehormatan Prancis di Surabaya.
Fête de la Musique di Surabaya menampilkan 9 grup musik dan 4 musisi solo, dengan sekitar 50 musisi tampil di panggung dan mereka di antaranya membawakan lagu terkenal Prancis ‘La Vie en Rose’ bersama Finna Kurniawati, violinist dan co-founder String Orchestra of Surabaya.
“Musik Prancis menawarkan berbagai gaya dan juga artis-artis terkenal seperti Johnny Halliday karena musik rock layak untuk lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia” kata Ricky Coen Arifin, General Manager Hotel IBIS Styles Surabaya yang juga tampil membawakan musik Prancis bersama grupnya, Old Fashioned.
Dari banyak grup yang hadir di Fête de la Musique di Surabaya, beberapa diantaranya band asal Surabaya yang mulai naik daun seperti Minnara, Shama, dan ada grup pendatang baru Three Second Theory, band mahasiswa dari Universitas Brawijaya Malang, dengan Maritza sebagai vokalisnya. Band inilah yang memenangkan juara pertama untuk kontes musik ‘La Vie en Rose’ yang pertamakali diselenggarakan oleh IFI Surabaya.
Menurut Sandra Vivier, Direktur IFI Surabaya, dua tahun adalah masa yang tidak mudah bagi para musisi dengan adanya pandemi, menjadi sebuah keharusan untuk mengembalikan jiwa di panggung musik lokal. “Itulah mengapa kami ingin mengadakan kontes yang 100 persen live.” tegasnya.
Penonton menjumpai berbagai genre musik, mulai klasik hingga metal, serta jazz dan pop. Pemenang kedua menyuguhkan komposisi klasik Cygne Blanc yang dibawakan oleh duo pemain biola Nasya Lilananda & Jasmine Sanjaya.
Menurut Gabriel Laufer, pemain perkusi dan guru musik di Jakarta, sekaligus dewan juri ‘La Vie en Rose’, kualitas musikal para peserta luar biasa dan melebihi apa yang dibayangkan.
“Surabaya benar-benar merupakan salah satu kiblat untuk para pemusik dan saya sangat gembira bisa bertemu dengan musisi lokal dalam rangka Fête de la Musique di IFI Surabaya,” katanya.
Setelah sukses diselenggarakan di edisi perdana, ia berharap Fête de la Musique menjadi kegiatan reguler yang bisa dijadikan ajang untuk mengembangkan dan bertukar segala hal tentang musik antara Surabaya dan Prancis. (Tiara Aydin Sava | foto: dok IFI)