Musik patrol merupakan salah satu kesenian tradisi yang telah lama berkembang di Jawa Timur. Terlebih saat Bulan Ramadhan, memainkan musik patrol biasanya dilakukan untuk membangunkan orang dari tidur supaya segera sahur.
Sebagai upaya pelestarian tradisi ini, Dinas Pemuda olahraga, kebudayaan dan pariwisata (Disporabudpar) Kota Sidoarjo, mengadakan lomba musik patrol merebutkan piala Bupati Sidoarjo, pada 27 Juli 2013.
Malam itu suara gamelan, dan ketongan bergema di alun-alun Sidoarjo. Suasana ramai dan antusias masyarakat telah memadati kantor Disporabudpar Sidoarjo, untuk menantikan aksi dari para pemain musik tradisional, yang kehadiran mereka dari berbagai desa di Kabupaten Sidoarjo.
Baik dari kalangan anak-anak sampai dewasa rela datang untuk menonton lomba pertunjukan musik patrol. Musik Patrol merupakan jenis seni bermain musik secara bersama-sama layaknya gamelan. Namun bedanya alat yang digunakan merupakan alat tradisional berupa tabung kayu, atau yang biasa disebut kentongan yang dibawa para petugas ronda pada malam hari.
Perlombaan musik patrol merupakan ajang bagi setiap desa untuk menunjukan kualitas dari setiap desa dalam bermain musik Patrol. Hal ini terlihat dari antusias peserta yang rela tampil maksimal dalam perlombaan ini baik dari kostum yang di pakai sampai aransemen lagu. “Kriteria penilaian dalam lomba musik patrol ini, di antaranya, kreativitas, aransemen, penguasan alat musik patrol, serta harmonisasi dalam setiap lagu,” tutur Andi, salah satu peserta dari Desa Sikep.
Tidak hanya sekadar memukul alat, kekompakan para peserta juga diuji.Termasuk, kontinuitas mereka memainkan musik patrol dari awal sampai akhir. Alat musik seperti balera, kempol, bonang, tripel, dan daewa, banyak digunakan peserta musik patrol ini.
Alat-alat musik itu bahkan menjadi kunci dalam permainan musik patrol. Tidak hanya di panggung Disporabudpar, peserta lomba musik patrol ini juga diwajibkan keliling sesuai dengan rute yang telah ditentukan. “Tujuan dari berputar itu sendiri untuk mengambarkan musiK patrol yang pada dasarnya dimainkan dengan cara keliling maka dari itu penilain juga di lihat dari saat berkeliling”. Tutur joko selaku ketua paguyuban music Patrol Sidoarjo.
Mulai dari Jl Sultan Agung, dr Cipto Mangunkusumo, Jl Ahmad Yani, Jl Cokronegoro, hingga kembali ke Jl Sultan Agung. Peserta musik patrol yang berjumlah antara 10 hingga 15 personel, diharuskan menunjukkan performa mereka sesuai rute yang ditentukan. Tujuan dari lomba ini diharapkan kreativitas muncul agar musik patrol tidak sekadar menjadi alat penggugah sahur pada malam hari bulan puasa. Tetapi, ini juga bisa dijadikan hiburan dan bagian dari seni pertunjukan layaknya musik pada umumnya.
naskah/foto : ogie satrya w