Sosialisasi 4 Pilar bertema “Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa sebagai Implementasi Strategi Pembangunan Berbasis Kebudayaan” diadakan pada Hari Senin (11/3/2019) di Dawuhan Kidul, Kec Papar Kab Kediri menghadirkan 370 orang termasuk dari desa-desa sekitar Dawuhan. Sosialisasi yang menghadirkan narasumber tunggal Eva Sundari anggota MPR Fraksi PDIP tersebut dilaksanakan dalam suasana dialogis dengan moderator Siti Iftitah, aktivis PDIP yang juga aktivis Muslimat NU.
Sosialisasi yang dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza tersebut dibuka oleh Kades Dawuhan Kidul Ahmad Ali Arifin. Dalam sambutannya, ia gembira karena kegiatan sosialisasi 4 Pilar merupakan kegiatan MPR yang pertama kali dilakukan di Dawuhan Kidul. “Ini kehormatan bagi kami, tetapi ini juga merupakan kebutuhan kami untuk mendapat pengetahuan dan inspirasi baru dari pendidikan kewarganegaraan dari MPR ini,” ujar Kades Arifin.
Eva Sundari yang merupakan narasumber tunggal pada acara itu memulai presentasi dengan pertanyaan, “Bapak-ibu, tahukah faktor yang menyebabkan penjara-penjara di Belanda ditutup karena tidak ada lagi napi? Lalu, mengapa ya di sana tidak ada lagi orang melakukan kejahatan?”.
Eva menjelaskan bahwa jika setiap orang sudah berkepribadian Pancasila, maka orang akan berkesadaran hukum sehingga patuh pada hukum karena nuraninya sudah hidup. “Moralitas dan etika lebih tinggi dari hukum, indikatornya adalah malu merugikan orang lain, tidak enak mengganggu ketertiban umum. Sehingga mudah baginya untuk mematuhi hukum,” jelas Eva Sundari menggunakan analogi.
Pancasila yang intinya adalah gotong royong adalah berkarakter inklusif, sehingga kepribadian yang cocok adalah yang open minded, sehingga mampu menghormati kebhinekaan alias toleran. “Jika kebudayaan adalah kemampuan bangsa menghadapi tantangan dan memenangkannya, maka Pancasila akan membangun karakter open mind, open heart, open will yang pas untuk menghadapi dunia yang kompleks dan berubah cepat karena teknologi,” kata Eva Sundari.
Menurut Eva, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah menunjukkan kesaktiannya hingga Indonesia menjadi negara paling demokratis tapi ekonominya juga maju. Strategi Pembangunan yang berkebudayaan berdasar nilai-nilai Pancasila oleh karenanya akan bermuara pada terwujudnya Keadilan Sosial yang oleh BK indikatornya adalah “satu untuk semua, semua untuk semua” yang artinya hilangnya kemiskinan tetapi kebebasan (hak milik pribadi) dijamin negara.
Sosialisasi menyulut diakusi yang ramai. Tanya jawab berjalan hangat. Para peserta gembira dengan acara yang memperluas perspektif dan menimbulkan optimisme teraebut. Mereka meminta agar di masa mendatang acara diskusi dibuat reguler.