Tak mau kalah dengan daerah lain yang terus mengusung budaya lokal menjadi ikon budaya nasional, Kabupaten Bliat meluncurkan event bertajuk Etalase Budaya Panji 2009. Event ini berangkat dari Cerita Panji yang selama ini dikenal sebagai karya cipta sekaligus simbol pertama kebangkitan sastra lisan dari Jawa Timur, sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan nusantara.
Dari sudut tertentu, Cerita Panji bahkan dapat bersanding dengan dua epos raksasa yaitu Mahabarata dan Ramayana yang penyebarannya beriringan dengan agama Hindu di Jawa. Sehingga Cerita Panji menjadi sebuah alternatif atau produk budaya sanding (kalau tak disebut budaya tanding – counter culture) seniman Jawa pada masa itu terhadap dua epos tadi. Terlebih wilayah penyebarannya hingga ke berbagai daerah di nusantara hingga ke seluruh wilayah Asia Tenggara, terutama Thailand dan Madagaskar.
Bermula dari sastra lisan, Cerita Panji kemudian merasuk dalam berbagai seni pertunjukan rakyat. Dalam perkembangannya, muncul berbagai varian baru cerita Panji dalam pertunjukan tersebut sehingga semakin menambah kekayaan khasanah sastra lisan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kreativitas dalang atau komunitas setempat yang menghidupi masing-masing seni pertunjukan itu. Dalam pertunjukan Wayang Topeng misalnya, banyak ditemukan lakon-lakon baru yang bersumber dari cerita Panji. Demikian pula dalam seni pertunjukan lainnya yang juga berbasis cerita Panji. Sementara ada pula seni pertunjukan yang seperti menggenggam erat cerita Panji seolah-olah menjadi pakem yang tak perlu diubah.
Dalam seni pertunjukan itu lantas juga muncul karya-karya tari yang bernuansa cerita Panji, seperti Tari Gunungsari, Tari Panji, Tari Ayon-ayon (Tari Golek Ayun-ayun?) dan sebagainya. Sementara itu, visualisasi cerita Panji dari sastra lisan menjadi seni pertunjukan melahirkan konsekuensi tersendiri, yaitu menghadirkan bentuk fisiknya sendiri, terutama dalam hal perwajahan. Dalam Wayang Beber misalnya, sosok-sosok pelaku dalam cerita Panji muncul dalam bentuk seni rupa dua dimensi yang sangat berbeda dengan sosok wayang pada umumnya. Visualisasi tokoh-tokoh dalam wayang Beber ini sangat unik, bahkan mirip dengan seni rupa modern di Barat yang tentu lahirnya lebih belakangan ketimbang Wayang Beber itu sendiri. Demikian pula visualisasi tokoh-tokoh cerita Panji dalam Wayang Topeng misalnya.
Dari latar belakang seperti itulah maka Dewan Kesenian Jawa Timur, bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kota Blitar dan Dewan Kesenian Kabupaten Blitar menggelar acara ini, 15 – 22 November 2009, di Pendapa Utama Candi Penataran Kab. Blitar dan kompleks Makam Bung Karno (amphitheater dan perpustakaan), Kota Blitar.
Jadwal Acara
15 – 22 November 2009, Pameran di Perpustakaan Nasional Bung Karno, dibuka mulai Minggu pagi, 15 November 2009. Dalam event ini bakal digelar pameran Lukisan Wayang Beber, Komik Panji (Narsen, Surakarta), Topeng Panji (koleksi Reno Surabaya dan Malang), Wayang Krucil (Kediri), Wayang Thengul (Bojonegoro), pameran dan peragaan batik motif Panji (Banyuwangi), dan buku-buku Panji.
Minggu, 15 November di Amphitheatre, Kota Blitar. Dimulai pada pukul 18.00, dilanjutkan Peragaan Busana Batik (Blitar), Mocopat Panji (Blitar), Peragaan Tari Topeng (Blitar), Pemutaran Film Animasi Panji (karya Narsen) dan Sarasehan Budaya Panji.
Sabtu, 21 November di Altar Candi Penataran. Pada pukul 13.00 – 17.00, ada Reog Ponorogo (Blitar), Mocopat Panji (Klaten), Tarian Topeng Sandur (Jombang). Lalu pukul 19.00, ada Kentrung Sumeh (Blitar) dan Jaranan Ketoprak (Japrak, Blitar).
Minggu, 22 November pukul 09.00 – 12.00, Sarasehan Peduli Penataran. Dilanjutkan pada pukul 13.00 – 17.00, Jaranan Senterewe (Kediri), dan Tari Gunungsari (Malang). Selanjutnya jam 19.00, ada pagelaran Wayang Beber (Pacitan) dan Wayang Topeng (Malang).
Acara ini nanti juga didukung Pasar Rakyat di Penataran dan Festival Dolanan Anak. Untuk info lengkap, hubungi Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal, Surabaya, telp/fax 031-8554304 dan email [email protected].
foto : dok nga.gov.a