Sebuah sensasi khas alam pedesaan di tengah hawa pegunungan begitu kental terasa di sini. Belum lagi rindangnya pepohonan dan kenyamanan hunian yang coba ditawarkan.
Beberapa hal inilah yang dapat kita rasakan kala menginjakkan kaki di Kaliandra. Sebuah obyek wisata yang dikelolah khusus untuk alam dan budaya Jawa.
“Memang bangunan tempat ini ditata sedemikian rupa layaknya kondisi perkampungan Jawa,” kata Bajuri, salah seorang pengurus Kaliandra.
Tempat ini berada di kaki Gunung Arjuna. Tepatnya di Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Lokasi Kaliandra berada berdekatan dengan Taman Safari Prigen. Dengan ketinggian 850 meter di atas permukaan laut.
Menurut cerita Heri Agus Setiawan, Koordinator program Kaliandra, tempat ini mulanya dibuat untuk kegiatan pribadi. Pada tahun 1998 dibentuklah Yayasan Kaliandra Sejati, yang diambil dari nama pohon Caliandra Calothyrsus yang mana tumbuhan ini tenar di lahan gersang.
Tahun 2001, Agus Wiyono, salah seorang aktivis lingkungan menawarkan pola pendidikan alam untuk Kaliandra. Setelah itu terjadi pergesaran orientasi program. Yakni Pusat Pendidikan Alam dan Budaya.
“Sasaran binaan pun meluas hingga masyarakat luar, yang berminat dengan pengembangan dan pelestarian alam dan budaya jawa,” tutur Heri pada EastJava Traveler. Seiring dengannya jumlah kunjungan ke Kaliandra pun terus meningkat.
Simbolis Jawa
Sesuai dengan tujuan awal tempat ini, sebuah obyek wisata yang mengangkat alam dan budaya Jawa. Di beberapa sudut kita yang datang ke sana akan menjumpai, sebuah bangunan pendopo, bernama Pendopo Parikesit, yang terletak di bagian depan atau dekat lahan parkir kendaraan.
Pendopo Parikesit memiliki nuansa Jawa Mataram. Bangunan ini ditopang soko guru yang disebut oleh pihak pengelolah sebagai Kanjeng Kyai Natadipuro. Sedangkan atap pendopo berbentuk joglo. Dan, gaya bangunan Jawa di masa Hindu Budha dapat dilihat dari garis lantai yang berbentuk Mandala. Begitu pula untuk lantai dan dindingnya yang terbuat dari susunan batu bata merah.
Eksotika budaya Jawa lainnya ada di sebuah tempat yang bernama Bangsal Aswatama. Di ruang inilah pihak pengelolah menyediakan beberapa permainan asik, agar kita dapat mengenal lebih dekat mengenai khasanah budaya Jawa. Seperti alat musik gamelan, beberapa peralatan membatik, bahkan pengunjung pun dapat diajak belajar menari dengan beberapa orang pendamping.
Tak hanya itu, masih banyak peninggalan-peninggalan budaya Jawa lainnya yang ada di Kaliandra. Seperti pertapaan Indrokilo dan Candi Sepilar, serta sebuah air terjun yang berada tak jauh dari lokasi. Tempat ini bisa kita capai dengan mengendarai kuda yang telah disewakan.
Akrab Lingkungan
Tak sekedar menikmati keindahan panorama alam dan mengenali khasanah budaya Jawa. Di Kaliandra, kita juga bisa memanfaatkan beberapa program khusus yang coba ditawarkan pihak pengelolah.
Semua program itu dibagi menjadi sesuai kategori pengunjung yang berminat. Meliputi usia, dan kelompok atau lembaga pekerjaan dari pemesan.
Program ini meliputi aktifitas yang bertumpu pada pendidikan lingkungan hidup, dan memperkenalkan budaya masyarakat sekitar. Misalnya belajar dan mengenal lebih dekat tentang hutan, naik gunung, petualangan, berkemah, bercocok tanam, dan beberapa permainan outbond menarik lainnya.
“Melalui beberapa program yang ditawarkan, kami berharap banyak orang yang akhirnya merasa sadar akan pentingnya nilai-nilai kelestarian alam dan budaya kita,” papar Heri Agus Setiawan.
Mengapa Ke Kaliandra?
Keberadaannya di kaki Gunung Arjuna, memilki alasan selain berwisata alam dengan hawa khas pegunungan, kita juga mendapatkan pelajaran berharga mengenai kebudayaan Jawa. Seperti belajar menari, bermain gamelan, kendang, dan kempul.
Situs purbakala yang masih dapat kita jumpai di sekitar Kaliandra, dapat kita jelajahi. Entah itu dengan jalan kaki atau dengan menunggang kuda. Situs itu seperti pertapaan Indrokilo dan Candi Sepilar.
Pengunjung yang ingin menginap tak perlu kawatir. Di Kaliandra tersedia lima bungalow yang cukup memadai. Dengan eksotika rindangnya pepohonan dan panorama alam yang indah. Bahkan juga tersedia kolam renang, yang airnya berasal dari mata air Gunung Arjuna.
naskah : m. ridloi | foto : wt atmojo