PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengajak salah satu mitranya untuk menjajakan barang dagangan berkualitas dan menjadi komoditas ekspor di Pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2019.
Kehadiran pelaku usaha kecil dalam perhelatan akbar industri pers Indonesia ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kucuran kredit yang dilakukan perbankan nasional itu efektif dan bahkan mampu menembus pasar ekspor.
Peningkatan ekspor merupakan salah satu upaya yang perlu didorong untuk menumbuhkan perekonomian nasional di tengah persaingan dagang yang menantang di dunia saat ini.
Pameran HPN 2019 ini diselenggarakan di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, mulai 7 Februari 2019 hingga 9 Februari 2019. Keberpihakan BNI pada pengembangan usaha mitra binaannya ini sejalan dengan tema besar HPN 2019, yaitu Pers dan Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital.
Pelaku usaha yang diajak pameran oleh BNI kali ini adalah Edwin Yanee yang mengusung merk Taylor Fine Goods (TFG). Pebisnis muda ini memulai usahanya sejak dari bawah pada tahun 2012 dan dirintis sendiri hingga merangkak naik saat ini. Edwin membawa bendera usaha CV. Samudra Canvas Indo untuk memasarkan tas tangan, ransel, dompet, ikat pinggang, hingga tali kamera kekinian.
“Awalnya saya jalani jasa fotografi, kemudian jasa ini sudah semakin padat oleh fotografer lain, hingga akhirnya saya coba-coba mendesain dan memprodukai tali kamera, lalu tas kameranya. Pada awalnya memang berat, tetapi akhirnya usaha ini terus berkembang sampai saat ini tersebar di sekitar 40 toko, dengan pekerja sekitar 50 orang,” ujarnya.
BNI turut membesarkan usaha ini saat menyalurkan pembiayaan. Dengan bekal suntikan dana ini, Edwin memanfatkannya untuk menambah modal kerja usaha perdagangan tas dan dompet. Keuletan Edwin dalam mengembangkan bisnis membuat produk-produk TFG disukai para traveler dan anak muda, hingga salah satu peritel buku dan alat tulis terkemuka di Indonesia pun ikut menerima pasokan barang dari Edwin. Bahkan, produk-produk Edwin ini sanggup menembus pasar Singapura dan Taiwan.
“Saya bisa ekspor karena memanfaatkan kekuatan social media,” tutur Edwin.
CEO BNI Wilayah Surabaya Muhammad Jufri menuturkan, penyaluran kredit produktif di wilayah kelolaan BNI Wilayah Surabaya sepanjang tahun 2018 mencapai Rp 16,92 triliun, atau tumbuh 11,99% dari tahun 2017 yang mencapai Rp 15,10 triliun. Penyaluran kredit tersebut sebagian besar menyentuh sektor sektor produktif Rp 10,73 triliun (63,44%).
“BNI secara aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif yang sejalan dengan program pemerintah terutama dalam pembiayaan usaha berorientasi ekspor. Salah satu kisah sukses dapat dilihat di bisnis TFG,” ujarnya.