Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Featured»Bingkai Suci dari Losari
    Featured

    Bingkai Suci dari Losari

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman10 June 2009Updated:8 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah tak ubahnya sebuah oase. Hening, indah, dan membawa banyak kesegaran. Pesantren yang popularitasnya sudah merambah hingga negeri sebarng ini berada di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Jauh dari hiruk pikuk kota dan polusi udara.

    Sementara jarak 10 kilometer dari komplek Pesantren itu, tepatnya di Desa Kabuh didapati sebuah pemandangan unik. Di sana berdiri bangunan-bangunan bergaya arsitektur unik lengkap dengan nama-nama daerah di Indonesia. Dan, ada beberapa yang bernama dari negeri luar. Salah satunya adalah Malaysia.

    “Bangunan itu biasa digunakan untuk menghormati anggota Shiddiqiyyah yang berasal dari daerah masing-masing saat datang kemari,” ujar sumber EastJava Traveler yang tak mau disebutkan namanya.

    Gaya bangunan-bangunan yang menarik inilah yang menjadi daya tarik khas di Pesantren Majma’al Bahrain (pertemuan dua samudera). Seperti yang diamati EastJava Traveler ketika mengunjungi tempat ini beberapa waktu lalu.

    Melangkahkan kaki menuju bangunan di sisi belakang terlihat begitu mempesona. Antara lain Al-Istianah Li Ahli Hizbil Istiqomah Shiddiqiyyah, komplek pesantren putri Fatimah Binti Maimun, Baitul Maghfiroh, gubuk pengkaderan Shiddiqiyyah, Kulliyatul Minhajul Abidin, makam para petinggi seperti Kyai Ahmad Sanusi Abdul Ghofar dan makam Kyai Ahmad Syuhada’, Tarbiyatul Hifdul Ghulam wal Banat, kantor Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, Gubuk Akmaliyah, monumen Hubbul Wathon Minal Iman, Maqosidul Qur’an, dan masih banyak bangunan lainnya.

    Ada juga bangunan yang begitu menggoda mata dan tak kalah penting adalah Jamiatul Mudzakirin. Bangunan bergaya timur tengah yang di sudut luar banyak terdapat bola dunia dan berdiri di atas kolam ikan. Nama gedung ini dari kata Jami’at yang berarti perkumpulan. Sedangkan Al-Mudzakirin yang artinya orang-orang yang berdzikir pada Allah. Harfiahnya Jamiatul Mudzakirin berarti perkumpulan orang-orang yang berdzikir pada Allah, atau orang-orang yang mengingat, juga sadar akan keberadaan dan kuasa Allah.

    Ketua Pesantren, Kyai Masrukhan Mu’thi menjelaskan jika di dalam gedung Jamiatul Mudzakirin dijadikan tempat baiat pelajaran pokok Thoriqoh Shiddiqiyyah. Pelajaran ini diberikan Mursyid atau para kholifah pesantren.

    “Memang di Majma’al Bahrain tiap bangunan memiliki fungsi dan filsafat sendiri-sendiri,” aku Masrukhan Mu’thi. Salah satu contohnya adalah gedung Jamiatul Mudzakirin tadi.

    Multikultural dan Modernitas
    Sebagai pesantren, Majma’al Bahrain juga membekali para santri dengan pendidikan agama dan juga umum. Yang mana dikelompokkan empat bagian, yakni pendidikan formal Tarbiyah Hifdhul Ghulam Wal Banat (THGB) yang bertujuan mendidik murid agar jadi hamba Allah yang bersyukur.

    Ada pula pendidikan non formal. Meliputi Baiat Thoriqoh Shiddiqiyyah, Kautsaran, pengajian rutin setiap tanggal 15 Hijriyah dan pengajian hari besar Islam, ubudiyah dan Tasawwuf, dan masih banyak lainnya.

    Setelah itu ada pendidikan usaha, ketrampilan dan bangunan. Ini diberikan agar membentuk dan menanamkan jiwa entrepreneur, kreasi, cinta tanah air, dan juga mandiri pada seluruh santri.

    Pendidikan usaha di pesantren ini dan telah berkembang, seperti Koperasi Muyassar dengan usahanya produksi teh daun Jombang, Rumah Makan Yusro, perusahaan air kemasan Maaqo, percetakan Shiddiqiyyah, grafir kaca, industri sepatu kulit, krom logam, seni relief, seni ukir, dan masih ada unit usaha mandiri dan kreatif lainnya.

    Selain ketiga basic itu, di pesantren ini juga menganjurkan para santri agar dapat berorganisasi. Dan organisasi yang telah ada, antara lain Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) yang telah memiliki 58 cabang di tingkat kabupaten. Organisasi Shiddiqiyyah (ORSHID) memiliki 17 DPW di tingkat propinsi, perwakilan di luar negeri (Malaysia dan Singapura), dan 100 DPD di tingkat kabupaten. Dan masih banyak organisasi lain di bawah naungan Pesantren Majma’al Bahrain.

    Kini, santri yang belajar di pesantren mencapai 1500 orang. Sebagian ada yang menetap, selebihnya hanya datang sesekali. “Karenanya, Majma’al Bahrain lebih pasnya bukan pondok pesantren, melainkan sebagai pesantren,” imbuhnya. Alhasil, dengan pola seperti ini sampai sekarang jumlah murid terus bertambah. Mereka pun telah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan Malaysia dan Singapura.

    Tasawwuf
    Sebelum Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah berdiri di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, pada 1 Dzulhijjah 1393 Hijriyah atau 3 Januari 1974, telah ada Pesantren Kedung Turi yang didirikan oleh Kyai Ahmad Syuhada’. Setelah Ahmad Syuhada’ meninggal dunia nama Kedung Turi tak lagi melenggang.

    Namun, ajarannya masih tetap bercahaya dan diteruskan oleh sang putra M. Cholil yang dikenal dengan nama Kyai Abdul Mu’thi. Pada masanya (tahun 1948) telah dibangun sebuah masjid yang sampai sekarang dikenal dengan nama Masjid Baitus Shiddiqin.

    Setelah Abdul Mu’thi tutup usia tahun 1948. Tongkat perjuangan dilanjutkan putra keenam yang bernama Abdul Aziz. Sayang masanya cuma sebentar, karena ia tinggal hijrah ke Salatiga, Jawa Tengah, hingga akhirnya meninggal pada tahun 1960.

    Melihat kondisi ini, Kyai Muchtar Mu’thi putra ke-12 Abdul Mu’thi, berinisiatif meneruskan ajaran ayahandanya. Sejak tahun 1959, ia mulai mengajarkan ilmu-ilmu Thoriqoh Shiddiqiyyah kepada masyarakat.

    Selang kemudian, jumlah santri berkembang pesat. Untuk memenuhi standar, pesantren pun dibangun lebih luas. Tahun 1968, Muchtar Mu’thi mendirikan gubuk berukuran 5×3 meter yang terbuat dari bambu dan atap daduk (daun tebu,red). Ada yang bilang inilah cikal bakal pesantren. Karena empat tahun kemudian dibangunlah gedung Jamiatul Mudzakirin.

    Januari 1974, pesantren ini kembali berbenah. Dibangunlah sebuah pondok berukuran 32×6 meter yang dibagi menjadi delapan ruang, dan satu ruang terpisah. Dan, tahun 1987, bangunan itu dipindah ke sebelah utara dan dijadikan asrama putra. Kini, bangunan ini kembali beralih fungsi dan dijadikan asrama putri.

    Beberapa tahun kemudian, Muchtar Mu’thi dibantu saudara kandungnya Masrukhan Mu’thi terus berjalan seirama untuk membawa kejayaan Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah. Hasilnya, luas area pesantren makin berkembang hingga mencapai 40 hektar. Enam hektar diantaranya digunakan sebagai lahan bangunan ikon-ikon religi yang sangat menawan. “Keindahan ini sesuai dengan konsep ajaran tasawwuf yang kami tanamkan di sini,” kata Masrukhan Mu’thi.
    Lebih lanjut ia menjelaskan, ajaran tasawwuf merupakan hakikatnya ajaran Islam. Tasawwuf itu bagian inti dan bukti cinta agama Islam, yang didalamnya tersimpan berjuta keindahan.

    “Prinsip itu yang kami pegang dan kami selalu menanamkan cinta pada tanah air. Meski, dulu kami dicap nyleneh oleh banyak orang tapi kita tetap gigih pertahankan azas. Dan hasilnya, dulu kuwaci kini rambutan, dulu benci sekarang jadi rebutan,” paparnya sembari tersenyum.

    naskah : m rido’i | foto : wt atmojo

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Liburan Imlek 2025, Pemkot Surabaya Siapkan Beragam Kegiatan Menarik di Kebun Raya Mangrove

    26 January 2025

    Stasiun Banyuwangi Kota Tampil dengan Sentuhan Arsitektur Osing

    7 January 2025

    Mahasiswa UNAIR Juara Pertama di Kompetisi BIP BCA, Angkat Potensi Kampung Lontong Surabaya

    22 November 2024

    23 Comments

    1. Fery on 3 October 2009 11:11

      Subhanalloh……

    2. firman on 12 August 2010 04:14

      menakjubkan…..

    3. WITO PALEMBANG on 2 November 2010 23:52

      SUBHANALLOH,,,,,
      KAPAN BISA KESANA NIH,,,,
      SIBUK MULU WE,,,,

    4. wintarto on 23 January 2011 14:04

      bermimpi ketemu langsung kyai mochtar mu’thi

    5. jauhar on 20 March 2011 13:35

      maju terus shiddiqiyyah,…..
      jangan terpengaruh oleh fitnah2 yang telah terjadi,……. sabar, ikhlas, berdo’a dan bersyukur,……..

    6. bakron iyum on 7 April 2011 23:07

      segala sesuatu yg baik adalah berakhlak.manakalah akhlak itu tdk mencerninkan ketauhidan,semua itu adalah kemunafikan belakah.semoga kita selalu bertauhid padaNYA.

    7. Ki jatmico on 17 August 2011 12:35

      wah pokoke,,,, suasana surga dunia,,,hidup orshid pwt dan seluruh indonesia,,,,,

      (Didik <Jatmico)

    8. yanto10 on 11 September 2011 15:17

      semua atas berkat rohmat allah yang maha kuasa.

    9. lempermania on 11 December 2011 00:20

      subhanalloh…..

    10. purnomo on 3 February 2012 09:01

      SHIDDIQIYYAH LESTARI DI NUSANTARA

    11. tiwwidy on 9 March 2012 18:44

      subhanallah.. sungguh indah masjidnya..
      jadi ingin menunjungi..
      syukron katsir infonya.. 🙂

    12. bang udin on 13 June 2012 09:18

      laik dis yow 😀

    13. IeLmiah Adonsia on 7 March 2013 17:48

      SubHaNaaLLah Indah Yea ,,, 🙂

    14. Rendra Dhimas on 18 June 2013 02:57

      Artikel yang menarik. Sungguh jadi wawasan berharga bagi kami. Terima kasih eastjavatraveler.com

    15. Dian Larasati on 18 June 2013 04:51

      Pernah mampir ke sana. Benar-benar sangat indah…

    16. Thomas R. Badar on 18 June 2013 13:35

      Wonderful place. Just thinking if East Java is fantastic region..

    17. Ayu shery on 3 July 2013 19:08

      Udah lama bgt pengen kesana tapi belum kesampaian..kapan ya ke pesantren,wlwpn gak kesana tp alhamdulillah ajaran pesantrennya sampe kesini

    18. arif on 10 July 2013 13:54

      semoga kita menjadi hamba yg bersyukur

    19. joko on 28 January 2014 12:38

      semoga tetap jaya dan lestari SHIDIQQIYAH

    20. joko on 28 January 2014 12:45

      SEMOGA BERKEMBANG DAN LABIH BERKWALITAS DAN BERKWALITAS LAGI.

    21. pendi on 22 September 2014 18:01

      semoga allah selalu membangunkan aku yang selalu tertidur….amin

    22. pendi on 22 September 2014 18:09

      diriku ini bagai sebutir debu jika tanpamu ya ALLAH yang terbang kesana kemari tertiup oleh angin

    23. haryanto on 27 July 2016 04:52

      Moga sidiqqiyyah tetap amanah

    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.