Selain julukan Kota Santri, Jombang juga memiliki berbagai kekayaan lain yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya, kerajinan batik yang popularitasnya tak hanya di bumi nusantara, tapi juga dunia.
Berawal dari usaha keluarga pada tahun 1993, Batik Sekar Jati terus berkembang dan dikenal hingga mancanegara. Seperti Malaysia, Singapura, Yordania, Jepang, hingga Jerman.
Hj. Maniati, pendiri Batik Sekar Jati, mengatakan, ide untuk merintis usaha kerajinan batik berawal dari ketertarikannya pada proses pembuatan batik. Menurut ibu dari tujuh orang anak ini, proses menghasilkan sebuah karya batik yang baik dan berkualitas membutuhkan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Mengetahui proses yang tidak mudah itu, kemudian Maniati tertantang untuk merintis sebuah usaha membatik.
Sejalan dengan visi wadah usaha yang beralamatkan di Desa Jatipelem no. 37 Diwek Jombang ini, yaitu untuk menjadikan Jombang sebagai kota batik, corak atau motif yang tertuang disesuaikan dengan budaya atau segala hal yang berhubungan dengan Kota Jombang.
Salah satu motif yang khas misalnya tumpalan berbentuk segitiga terbalik. Motif tersebut terinspirasi dari sebuah relief candi Arimbi yang terdapat di Desa Ngrimbi Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Candi Arimbi merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit, yang melambangkan pintu gerbang masuk Kerajaan Majapahit.
Bentuk siluetnya yang segitiga dengan pucuk mengahadap ke bawah, membuat motif Arimbi tampak geometris. Bentuk siluetnya berisi ukir-ukiran yang rumit, mirip dengan batik Jawa Tengah, berupa wajik (segitiga), bulat (lingkaran), kotak (persegi), dan garis-garis.
Selain itu ada pula batik daun Jombangan (2006) yang bermotif daun tapak liman dengan nuansa khas Jombang yaitu ijo (hijau) dan abang (merah). Kemudian batik peksi Manyar atau burung Manyar yang mengingatkan orang Jombang pada saat panen tiba. Pada masa panen, burung Manyar suka beterbangan dan gemar makan padi.
Ada pula motif yang tertuang lewat sejarah Desa Jatipelem yang pernah memenangkan Tebu Rakyat Intensifikasi se-Indonesia (TRIS). Penghargaan yang membanggakan bagi para petani itu kemudian dilukiskan lewat batik Serumpun Tebu (2005). Ringin Contong sebagai salah satu bangunan khas Jombang juga tidak lupa dijadikan salah satu motif batik khas Jombang.
Berbagai motif khas kota Jombang inilah yang menjadi alasan utama mengapa Batik Sekar Jati dapat terus berkembang dan dikenal hingga mancanegara. Konsumen sendiri juga dapat memberikan sketsa motif batik yang diinginkan. Maniati dan para perajin lainnya kemudian yang akan menuangkannya dalam sebuah karya batik. Tentu, sketsa ini dipadu dengan motif atau corak khas Jombang sebagai identitas.
Selain menuai rejeki dari penjualan, Batik Sekar Jati juga membuka pelatihan membatik khas Jombang. Sesuai dengan visi yang ditanamkan, Maniati berharap ketekunan dan kesabaran membatik khas Jombang masih akan terus berjalan. Selaras dengan impian menjaga kearifan lokal di Kota Jombang.
naskah dan foto : jonif lintang