Penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 semakin menguatkan Banyuwangi sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dengan melibatkan 100 seniman Banyuwangi yang mengisi 11 stage dengan 10 tema berbeda, rute karnaval budaya sepanjang 2,5 km sukses dipenuhi puluhan ribu pengunjung nusantara dan mancanegara pada Minggu siang (29/07).
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga Putera Banyuwangi ini menyampaikan kegembiraannya terhadap respon positif publik pada event BEC 2018 ini. “Banyuwangi ini benar-benar menampilkan karya terbaik. Kami sangat gembira karena BEC tahun ini digelar sangat meriah. Melihat respon publik kepada BEC, Banyuwangi ini memang menjadi destinasi yang menjanjikan,” kata Menpar Arief.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir pada BEC 2018 mengungkapkan pujiannya pada acara tersebut. “BEC ini event yang besar. Upaya megembangkan event ini menjadi lebih besar harus dilakukan. Sebab, saat ini progress pariwisata sangat bagus. Tahun 2017, pariwisata menyumbang devisa USD12,5 Milyar. Kami sangat terkesan dengan semua potensi yang ada di Banyuwangi. Culture di sini sangat kuat, ini menjadi atraksi yang luar biasa,” kata Menko Luhut, Minggu (29/07).
Venue BEC 2018 membentang dari Alun-Alun Taman Blambangan hingga Stadion Diponegoro dengan tema catwalk “Puter Kayun”. BEC 2018 ini diawali dengan pertunjukkan musik salah satunya duet Fitri Carlina dan Danang D’Academy Asia. Saat pawai berlangsung, ditampilkan kostum kolosal yang menggambarkan kekayaaan alam dan budaya Banyuwangi.
Banyuwangi menjadi salah satu destinasi wisata yang perkembangan jumlah wisatawannya selalu bergerak naik, apalagi setelah dibukanya Bandara Banyuwangi secara komersil. Bandara Banyuwangi merupakan bandara dengan presentase pertumbuhan tertinggi sebesar 133,5 persen, dikuti oleh Bandara Silangit (39,5 persen), Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang (23,8 persen), Bandara Internasional Minangkabau Padang (20,4 persen) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (18,5 persen).
Banyuwangi yang berjuluk The Sunrise of Java telah memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah.
“Kami sangat bangga karena pembangunan dengan pendekatan budaya seperti ini cepat menaikan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan perkapita masyarakat saat ini Rp45 Juta per tahun. Untuk BEC, tema setiap tahun berubah yang menghadirkan kearifan lokal masyarakat. BEC tidak memakai event organizer, tapi murni karya dari masyarakat Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Seiring terbukanya pintu udara, jumlah kunjungan wisatawan di Banyuwangi naik signifikan. Semester pertama 2018, jumlah wisatawan naik signifikan 175.878 orang dari periode sama di tahun lalu. Angka riilnya 2.589.587 wisatawan. Rinciannya, kunjungan wisman surplus 2.913 orang dengan jumlah baku 51.755 nama. Untuk wisnus, kenaikan sebanyak 172.965 orang hingga terakumulasi 2.537.832 nama. (sp/rendra djadi | foto : kemenpar)