Close Menu
eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Indonesia Keren!
    • Beranda
    • Travel
    • Cinderamata
    • Kuliner
    • Hotel dan Resto
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
    • Profil
    • News
    eastjavatraveler.comeastjavatraveler.com
    Home»Cinderamata»Bakiak, Merangkak Menyongsong Jaman
    Cinderamata

    Bakiak, Merangkak Menyongsong Jaman

    Abdul RahmanBy Abdul Rahman23 February 2009Updated:1 October 2012
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Jaman boleh berubah. Jadi serba modern, kadang beranjak dari tradisi yang sebenarnya setia menghampiri. Seperti bakiak, yang tetap indah dibawa melangkah.

    Bakiak atau biasa disebut dalam bahasa Jawa klompen, dan adapula yang menyebutnya bangkiak. Alas kaki kuno ini adalah sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan. Dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku pada kedua sisinya.

    Benda ini bisa dibilang sangat populer karena murah, terutama di masa ekonomi yang lagi tak stabil seperti saat ini. Sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak memiliki daya tahan begitu tinggi. Entah itu dari air serta suhu panas maupun dingin.

    Melihat kenyataan ini, beberapa orang nampak tetap eksis untuk memilih sebagai perajin sekaligus penjual bakiak. Seperti yang ditemui EastJava Traveler di Jalan Panggung, di sekitar kawasan wisata religi Sunan Ampel Surabaya.

    Di pinggiran jalan itu, terdapat empat orang yang menjadi perajin sekaligus penjual bakiak. Panas sengat mentari, asap berbagai kendaraan, dan ramai lalu lalang orang yang melintas seakan tak menyurutkan semangat mereka, untuk terus bertahan hidup dari sebuah pusaka kuno ini.

    “Monggo bu klompene, barange apik-apik lan awet,” ujar Jaswadi, penjual bakiak dengan logat Jawa, pada seorang wanita yang melintas dihadapannya.

    Pria berusia 38 tahun asal Jombang ini mengaku, meneruskan usaha bapak dan kakeknya yang telah lama berjualan klompen di kawasan tua, utara kota Surabaya. Ketika ditanya sejak kapan tradisi keluarga membuat sekaligus menjual bakiak dimulai, dia hanya bisa mengira. “Mungkin sudah sekuno bangunan yang ada di kawasan Pabean ini,” ujarnya sembari menata barang dagangannya.

    Sedangkan untuk proses pembuatan sepasang bakiak, Jaswadi mengatakan, dibutuhkan ketelitian dalam hal penepatan soal ukuran kaki. Dan, biasanya para pembuat bakiak di Jalan Panggung untuk membuat berbagai ukuran digunakan semacam patokan dari papan. Setelah itu kayu yang sudah dibentuk sesuai bakiak, ditepatkan menurut ukuran yang dikehendaki pada papan itu.

    Setelah proses ini dilewati, kemudian pada bagian sisi alas itu dipasang pengikat kaki yang terbuat dari ban bekas, lalu dipaku pada kedua sisinya.

    Demi menambah nilai estetika pada bentuknya, terkadang kayu bakiak ada yang diberi warna macam-macam, dan adapula yang dibentuk seperti gerigi. “Berbagai macam pola ini tergantung orang yang membuat bakiak, atau permintaan sang pembeli,” kata Masduki, penjual bakiak lainnya.

    Mengenai harga yang ditawarkan, beberapa pedagang di sana mengaku bila harga yang dipatok berkisar Rp. 2 ribu sampai Rp. 4 ribu sepasang. Harga itupun tergantung pada jenis kayu yang dijadikan bahan, atau bisa juga pada motif juga bentuknya.

    Selain menjual dalam bentuk eceran. Mereka juga sanggup melayani penjualan bakiak dalam bentuk partai, dengan harga yang bisa lebih murah.

    naskah : m.ridlo’i | foto : wt atmojo

     

    east java east java handycraft east java travel
    Share. Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Info Lainnya

    Walikota Kediri Diminta Daftarkan HAKI Tenun Ikat Banjar Kidul Kediri

    14 December 2022

    Pesona Kerajinan Tenun Ikat dan Songket Parengan Lamongan

    8 March 2022

    Industri Kendang Djimbe Blitar Sudah Rambah Pasar China

    8 March 2022
    Leave A Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    INFO TERBARU

    Surabaya Tampilkan Pesona Laser Air Mancur di Malam Keakraban Munas VII APEKSI

    9 May 2025

    Inovasi Kedai Kopi Digital UB Angkat Daya Saing Desa Wisata Kopi Banyuwangi

    3 May 2025

    Hari Kartini, Aston Madiun dan KKI Gelar Nguri-Uri Budhoyo Usung Pesona Pengantin Adat Yogyakarta

    29 April 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Jadi Pilihan Favorit Staycation Saat Lebaran 2025

    7 April 2025

    72.500 Wisatawan Kunjungi KBS Saat Libur Lebaran, Target 100 Ribu Pengunjung

    6 April 2025

    Mojotirto Festival 2025, Momentum Refleksi dan Pelestarian Air di Mojokerto

    23 March 2025

    ARTOTEL TS Suites Surabaya Gelar Earth Hour 2025, Matikan Lampu Satu Jam untuk Bumi

    22 March 2025

    Sambut Ramadan, Pemkot Surabaya Hiasi Kota dengan Ornamen Bernuansa Timur Tengah

    3 March 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • Iklan
    • Komunitas
    • Video
    • Surabaya
    • Indonesia
    • Kontak
    • Arsip
    © 2025 eastjavatraveler.com | stunning east java

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.