Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang digelar di Taman Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur Sabtu (27/7/2019), menuai banyak pujian. Di antaranya, gelaran ini makin mengukuhkan Banyuwangi sebagai Kota Festival Terbaik 2018, yang berhasil membuat 99 event di tahun 2019.
BEC sendiri tercatat dalam salah satu event unggulan Top 10 Calender of Event Nasional. “BEC 2019 berturut-turut masuk menjadi Top 10 CoE Nasional. Lalu terdapat dua event yang masuk sebagai Top 100 CoE Nasional yaitu Gandrung Sewu dan Tour de Ijen,” kata Menpar Arief Yahya, usai membuka gelaran ini.
Dalam kesempatan itu ia mengapresiasi Kabupaten Banyuwangi sebagai satu-satunya kabupaten yang mendapat ‘Double Platinum Awards’ untuk kategori infrastruktur dan pariwisata dengan skala ekonomi besar dalam Indonesia’s Attractiveness Award 2019.
Aksesibilitas terus didorong, hal ini terbukti dengan akan dibukanya penerbangan Citilink rute Denpasar-Banyuwangi pada Agustus 2019, yang sekaligus merupakan pengadaan mini-hub maskapai Citilink di Banyuwangi.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengatakan BEC memiliki makna tersendiri bagi masyarakat. Dan ia menyebut pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival berbeda dengan event-event carnival lain di Indonesia.
Yang membuat BEC berbeda, jelasnya, kegiatan ini diinisiasi dari masyarakat. Dan banyak event di Banyuwangi tidak menggunakan EO. Termasuk BEC.
“Semua dikerjakan langsung masyarakat. Dan merupakan hasil swadaya,” tutur Azwar Anas. Dijelaskan pula, dalam pelaksanaan BEC yang dinilai bukanlah bagus atau megahnya kostum yang ditampilkan para peserta karnaval.
“Tapi bagaimana dan sejauh apa keterlibatan masyarakat dalam event ini. Itu jauh lebih penting. Oleh karena itu, BEC bukan hanya event pariwisata. Tapi event yang menggerakkan dan mengumpulkan masyarakat Banyuwangi. Di event inilah masyarakat guyub. Kumpul bersama-sama,” ujarnya.