Sejak resmi ditetapkan sebagai salah satu Taman Bumi atau Geological Park (Geopark) Nasional 2018, Kabupaten Banyuwangi terus menyiapkan terobosan baru.
Apalagi dalam sebuah kesempatan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, penetapan ini sekaligus jadi pendorong optimalisasi sektor pariwisata berbasis alam di kabupaten ujung timur pulau Jawa ini.
Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat, kabupaten terluas di Jawa Timur ini memiliki prasyarat lengkap untuk mengembangkan wisata alam.
Apalagi Banyuwangi memiliki Pelabuhan Ketapang, penghubung utama antara pulau Jawa dengan Pulau Bali.
Selain inisiatif pemkab, pengembangan kawasan ini juga didukung Kementerian Pariwisata. Beberapa waktu lalu, Kemenpar bahkan menyusun pedoman jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi, sebagai UNESCO Global Geopark.
Dikatakan Kepala Bidang Ekowisata Gunawan Wimbawa Kemenpar, saat Forum Group Discussion (FGD) Penyusunan Pedoman Jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi di El Royal Hotel & Resort Selasa (25/6/2019), penyusunan jalur geowisata untuk memadukan keragaman geologi dengan keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya di kawasan Geopark Nasional Banyuwangi.
“Ini sekaligus merumuskan langkah bersama lintas sektor dalam mewujudkan jalur geowisata untuk mendukung pengembangan Geopark Nasional Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark dan destinasi pariwisata dunia,” kata Gunawan.
Dijelaskan, ke depan, akan ada beberapa jalur geowisata mulai dari Jejak Pembentukan Kaldera Gendeng atau Ijen Tua, lalu Komplek Batuan Vulkanik Pegunungan Meru, dilanjutkan Mengungkap Pembentukan Kars dan Aluvium Alas Purwo, dan Lanskap atau Bentang Budaya Banyuwangi.
Dalam kegiatan pembahasan jalur Geowisata Geopark Banyuwangi, lanjut Gunawan, pemerintah juga mengundang berbagai pihak. Beberapa faktor dalam pembahasan jalur meliputi aspek geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya.
“Tiga faktor itu harus dikaitkan agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Geopark menjadi objek wisata,” tegas Gunawan.
Pengembangan Geopark Banyuwangi menjadi objek wisata membutuhkan berbagai penanganan mulai penentuan objek wisata yang akan dikembangkan, pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan sumber daya manusia. (hendro d. laksono | foto : dok kemenpar)