Situs Sendang Made terletak di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur atau 20 kilometer arah utara kota Jombang. Situs ini merupakan salah satu obyek wisata andalan di Jombang. Saat ini situs tersebut telah memiliki akses jalan yang memadai, walau lokasinya berada di dalam hutan.
Obyek wisata alam yang berada di sebelah utara kota Jombang ini memang sangat Indah. Sendang Made, bukan saja sebagai wisata air yang air sendangnya tak pernah kering sepanjang tahun. Namun juga pesona panorama alamnya menawan, sangat cocok sebagai sarana untuk melepas kejenuhan dalam keseharian bekerja.
Rute umum untuk menuju situs ini bisa lewat jalan sebagai berikut, dari arah mana saja lalu berhenti di Pasar Ploso selanjutnya menuju arah Pasar Tapen, Kecamatan Kudu (bila dari arah barat maka belok ke kiri). Selanjutnya dari Pasar Tapen terus saja ke utara hingga sampai di Pertigaan Desa Katemas lalu belok ke kanan menuju Desa Made. Selanjutnya nanti ada gapura tulisan Sendang Made, atau bisa juga tanya ke masyarakat sekitar untuk lokasi pastinya.
Hingga saat ini kendaraan umum yang menuju lokasi wisata ini hanya ada mobil angkot. Itu pun belum pasti jadwal keberangkatannya. Sehingga untuk lebih nyaman menuju wisata Sendang Made maka gunakan kendaraan pribadi saja. Untuk tiket masuk tidak ada, semua pengunjung bebas masuk tanpa khawatir kantong tipis.
Sendang Made dalam bahasa Indonesia bisa diartikan tempat mandi. Konon berdasarkan cerita masyarakat Sendang Made merupakan tempat mandi Raja Airlangga dan keluarganya. Lokasi Sendang Made dikeliling oleh pepohonan yang besar dan rindang. Sehingga udaranya sangat sejuk dan adem. Cocok untuk melepas penat dari keramaian dan polusi kota. Namun tidak disarankan untuk mengunjungi Sendang Made pada saat hujan lebat. Karena dikhawatir kan ada ranting pohon yang patah.
Sendang Made ini terdiri dari beberapa sendang seperti Sandang Drajat, Sendang Pengilon, dan Sendang Paomben. Keunikan Sendang Made ini yaitu mata air yang digunakan untuk mandi bersumber dari akar-akar pohon besar. Hingga kini mata air tersebut masih terus mengalir. Bahkan ada mitos di masyarakat bagi orang yang ingin awet muda bisa mandi atau cuci muka di Sendang Made. Di waktu tertentu masyarakat juga mengadakan ritual khusus di sendang tersebut.
Keberadaan Sendang Made tidak terlepas dari legenda pelarian Raja Airlangga. Airlangga adalah pangeran dari Bali, anak Raja Udayana dengan Permaisuri Mahendradata. Ia datang ke Jawa untuk melakukan pernikahan dengan anak dari Raja Dhamawangsa penguasa kerajaan Medang.
Dharmawangsa tidak lain adalah kakak dari Mahendradata, ibu Airlangga. Saat pesta pernikahan berlangsung, tiba-tiba datang serangan mendadak dari Raja Wura wari (salah satu raja vassal di Medang). Dalam serangan tersebut Dharmawangsa terbunuh. Untungnya Airlangga beserta pengantin berhasil meloloskan diri. Semenjak itu Airlangga menjalani hidup dalam pelarian.
Bersama abdinya yang bernama Narotama, Airlangga mengungsi ke lereng Gunung Lawu. Karena masih belum merasa aman, Airlangga meneruskan pelarian ke arah timur dengan menyamar sebagai pengamen. Beberapa lereng gunung sempat ia singgahi seperti Gunung Wilis, Klotok, Maskumambang, Tunggorono, dan terakhir Gunung Kapucangan di desa kuno bernama Munggut (terkait dengan Prasasti Sumber Gurit).
Menurut legenda, saat berada disekitar Kapucangan, Airlangga sempat singgah di Sendang Made. Setalah mandi di sendang tersebut, Airlangga yang masih menyamar sebagai pengamen menjadi semakin laris. Dari legenda ini lah lahir upacara adat “Kungkum” yang hingga kini masih dilestarikan. Upacara adat tersebut biasanya dilakukan oleh para sinden agar karirnya semakin laris. Upacara tersebut dilakukan dengan berendam di dalam Sendang Made.
Keterkaitan antara Situs Sendang Made dengan Airlangga sebenarnya tidak sebatas pada legenda saja. Nyatanya, di area Sendang Made memang dijumpai beberapa benda cagar budaya yang sezaman dengan masa pemerintahan Airlangga. Benda-benda cagar budaya tersebut terdiri dari potongan arca, panil relief, gentong gerabah, dan prasasti. Benda-benda tersebut diamankan dalam sebuah bilik di dekat sendang.
Prasasti Sendang Made dituliskan dengan aksara kwadrat, yakni jenis aksara Jawa kuno yang lazim digunakan pada era Airlangga. Prasasti ini menjadi petunjuk penting tentang keterkaitan antara Sendang Made dan Raja Airlangga. (naskah dan foto : syarif)