Masyarakat suku Tengger di kawasan Gunung Bromo Jawa Timur, akan menggelar prosesi adat Hari Raya Karo. Acara ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan Karo (kedua) tahun saka yang di tahun 2009 ini ada pada 14 Nopember. Rencananya acara akan dimulai di Desa Ngadisari, Sukapura, pukul 10.00 Wib.
Utomo, salah seorang tokoh masyarakat suku Tengger mengungkapkan, Hari Raya Karo bagi masyarakat Tengger di Gunung Bromo adalah refleksi kehidupan. Mereka akan mawas diri, dari mana sejatinya manusia berasal, dan akan kemana tujuan kehidupan selanjutnya atau disebut Sangkan Paraning Dumadi.
Upacara pembukaan Hari Raya Karo 1970 Saka akan dipimpin oleh salah seorang dukun yang membacakan puja mantra pembukaan Hari Raya Karo (mekakat). Namun doa penutup upacara dilakukan oleh pimpinan lintas agama, Hindu, Kristen, dan Islam.
Secara tradisi upacara perayaan Hari Raya Karo masih tetap dilestarikan bagi seluruh warga suku Tengger di Gunung Bromo, baik mereka yang beragama Hindu, Kristen, maupun Islam. Perayaan Karo dianggap bagi warga suku Tengger di Gunung Bromo adalah hari raya mereka. Mereka akan merayakan jauh lebih meriah dibanding melakukan upacara Yadnya Kasada.
Setiap warga suku Tengger akan membuat sesaji di rumah masing-masing. Sedangkan para dukun akan setia datang melayani doa japa mantra (derekan santi) kepada seluruh umat, tanpa terkecuali. Sehingga upacara perayaan Hari Raya Karo di setiap masing-masing desa diatur bergantian oleh para dukun.
Usai melaksanakan santi, dipimpin langsung oleh Dukun Tengger yang melayani ke masing-masing rumah warga, satu per satu warga kemudian saling kunjung untuk bersilaturahmi. Tak heran jika selama Hari Raya Karo warga suku Tengger menyediakan aneka jajan dan makanan serta libur bekerja di ladang.